Jombang, Jurnal Jatim – Pencinta kuliner sayur mayur bisa mencoba panganan rujak untuk sensasi pengalaman yang berbeda. Rujak river side Gubsur pinggir kali Jombang ini harganya bersahabat, mengenyangkan.
Makanan khas dari daerah Jawa Timur itu dibuat dengan bahan khusus semacam saos atau umum orang menyebutnya petis.
Sayur mayur beserta irisan kulit hewan atau kikil dipadukan dengan racikan bumbu kombinasi petis, menghasilkan panganan rujak semakin nikmat.
Kuliner rujak di kota santri Jombang pastinya banyak yang tahu. Satu tempat perlu dicoba, yakni rujak buatan Roni Irawan (43) dan Ambar (40).
Pasangan suami istri ini membuka usaha kuliner rujak di Jalan Gubernur Suryo, dekat pinggir kali dari arah Alun-alun Jombang maupun sebaliknya. Mereka menamai bidak lapak jualan berukuran 1×2 meter itu dengan ‘Rujak River Side Mbak Ambar‘.
Walaupun usaha kuliner rujak juga banyak ditemui kota santri. Racikan rujak buatan pasutri asal Desa Sengon, Kecamatan Jombang memiliki rasa khas turun temurun.
Kemampuan meracik rujak warisan dari keluarganya hingga membuat warung rujak cingur dan minuman tradisional es cincau (es janggelan) ini bisa bertahan hingga kini.
“Memakai tambahan pisang kluthuk dan bumbu petis khusus dari Sidoarjo, mas,” kata Roni saat ditemui di warung rujaknya, Sabtu (10/12/2022).
Dengan memberikan rasa rujak khas Surabaya dan Jombangan, keistimewaan rujak ini tidak kalah dengan rujak-rujak dengan harga mahal di kota santri.
Roni menjual dengan harga bersahabat agar semua kalangan, anak muda maupun orang tua juga bisa menjangkau kuliner khas Jawa timuran ini.
“Berjualan sejak 5 tahun lalu, orang tua berjualan rujak sudah sejak saya bersekolah. Dan sekarang meneruskan,” ujarnya.
Ia menyebut, keistimewaan rujak ini selain enak dan bisa membuat kenyang, harganya bersahabat serta murah di kantong, dan rasa cocok dengan pelanggan.
“Jadi saya kasih semboyan rujak enak, murah dan wareg,” jelas bapak yang memiliki anak 1 ini.
Dari segi harga, dagangan rujak itu dihargai sebungkus hanya Rp8 ribu. Para pelanggan sudah bisa merasakan racikan bumbu petis khas rujak jawa timuran.
Dan dapat isian irisan tahu, tempe, cingur, sayuran seperti kangkung, kacang Panjang, kecambah, buah nanas, bengkoang, pepaya, dan timun yang kemudian dimasukkan ke ulekan bumbu petisnya.
Jika pelanggan menambah lontong dihargai Rp2 ribu. Apabila dimakan di tempat, pembeli juga dapat meminum es janggelan yang punya ciri khas sendiri, karena gulanya memiliki 2 rasa, cerry dan strawberry, harganya hanya 3 ribu.
“Jadi jika beli rujak sama es di sini cuman Rp13 ribu sudah kenyang,” ujar bapak yang punya kegemaran bermain gitar.
Selama jualan rujak, setiap puasa ramadan ia harus libur berjualan, sebab menghormati orang yang menunaikan ibadah puasa, dan lagipula dirinya hanya bisa buka pagi dan sore. Jadinya ia memilih tutup selama puasa.
Namun ketika Hari Raya tiba, rujak miliknya buka dan kembali diserbu pelanggan hingga ia bisa memanen kembali usahanya setelah selama sebulan tutup.
“Jika Hari Raya buka sehari bisa melayani ratusan pelanggan dalam sehari atau membungkus 100 porsi dan bisa lebih,” ujar Roni.
Jika hari biasa, Roni menyebut paling banyak standarnya habis bisa sampai 60-an bungkus. Untuk omset penjualan sendiri sebulan bisa sampai Rp3 jutaan, sehari bisa untung Rp200 ribu. “Sebulan bisa dapat sampai Rp6 juta,” pungkas dia.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.