Surabaya, Jurnal Jatim – Wanita bernama Jauharoh Said, asal Mojokerto, Jawa Timur sudah ratusan kali pergi ke Tanah Suci untuk menjalankan ibadah haji maupun umroh.
Tahun ini, Jauharoh ke Tanah Suci Mekkah lagi bersama jemaah calon haji tergabung kelompok terbang (kloter) 33 asal daerahnya.
Ke tanah suci merupakan dambaan semua muslim di dunia. Banyak orang yang tidak segan melakukan beragam cara, mulai dari berpuluh-puluh tahun menabung sedikit demi sedikit sampai membayar ratusan juta rupiah untuk bisa segera berangkat ke tanah suci.
Namun, ada juga orang-orang yang memiliki kesempatan menjadi tamu Allah hingga berpuluh kali atau malah ratusan kali, di antaranya adalah Jauharoh Said, ini.
“Alhamdulillah hingga saat ini saya sudah berhaji sebanyak 20 kali dan berumroh ratusan kali,” tutur Jemaah asal Mojokerto tersebut, Rabu (28/6/2022).
Kesempatan Jauharoh berhaji berkali-kali itu karena dirinya menjadi pembimbing ibadah di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang dia miliki.
Menurut Jauharoh, meskipun dirinya sudah berkali-kali menjadi tamu Allah di Arab Saudi, namun dalam setiap keberangkatan ia mengaku selalu saja ada ujian.
“Kalau istilah jawa, gak pinter-pinter. Selalu saja ada masalah. Namanya saja mengharap surga-Nya Gusti Allah. Pasti tidak mudah,” tuturnya.
Wanita yang pernah mengajar di sebuah SMP Negeri mengatakan sebagai pembimbing di KBIH, ia punya tanggung jawab membimbing semua jemaah laki-laki maupun perempuan.
“Meskipun wanita, tapi saya membimbing semua jemaah tanpa membeda-bedakan,” katanya.
Keberadaan pembimbing wanita, kata dia, sangat bermanfaat bagi jemaah haji wanita. “Mungkin di sana nanti ada jemaah yang datang bulan, menjaga mahram, kita membimbing adab kesucian mereka,” katanya.
Sebelum mulai menjadi pembimbing ibadah haji 2001, ia mengaku sudah berhaji dua kali. Pada saat itu, disebut dia, jumlah KBIH masih sedikit dan tidak seperti sekarang ini.
“Dari pengalaman saya, jumlah petugas dari pemerintah dengan jumlah jemaah di tiap kloter sebenarnya masih sedikit jumlahnya. Butuh pembimbing yang membantu jemaah selama prosesi rangkaian ibadah haji,” katanya.
Dari pengalaman itu, wanita yang dulunya berprofesi sebagai guru pendidikan Agama Islam tersebut ingin memberikan ilmu yang dimilikinya.
“Yang berangkat haji itu macam-macam orangnya. Tidak semuanya bisa ngaji, tidak semuanya ngerti agama. Kami mengajarkan jemaah haji yang mana rukun haji, yang mana sunnah yang mana wajib sehingga jemaah haji bisa melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan baik dan benar,” ujarnya.
Jauharoh pun akhirnya bersama almarhum suaminya bertekad memberikan bimbingan ibadah haji. Ia mengaku sangat menikmati tugasnya yang memang juga menyukai dunia pengajaran.
Perempuan yang mulai merintis usaha KBIH dengan cara door to door itu menambahkan, pengalamannya yang paling membutuhkan perjuangan yakni melayani jemaah haji sakit atau sudah tua tanpa pendamping.
“Kalau musim haji sebelum-sebelumnya banyak jemaah usia 70 tahun ke atas. Itu butuh layanan ekstra karena kita harus sabar dan perhatian penuh,” tandasnya.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.