Wali Kota Kediri Sarankan Warga Pinjam Uang di Koperasi Daripada Pinjol

Kediri, Jurnal , , Abdullah Abu Bakar mengajak seluruh warga Kota Kediri untuk ikut bergabung di koperasi dan menyarankan bila ingin meminjam uang hendaknya ke koperasi saja, jangan sampai pinjam ke rentenir ataupun pinjaman online (Pinjol).

“Simpan pinjamnya dilakukan di koperasi saja agar keuntungannya bisa diputar untuk kesejahteraan semuanya,” kata Wali Kota dalam acara penyerahan Dewan Koperasi Daerah (Dekopinda) Kota Kediri , Sabtu (23/10/2021) di Gedung Serbaguna Kelurahan Setono Pande.

Abdullah Abu Bakar juga berharap Dekopinda bisa terus mengedukasi seluruh pelaku UMKM di Kota Kediri. Agar tidak pinjam uang ke rentenir atau pinjaman online. Karena pinjam uang melalui rentenir itu sangat mudah sekali.

“Ini merupakan sebuah tantangan bagaimana agar koperasi bisa lebih cepat dari rentenir atau pinjaman online dalam memberikan pinjaman,” kata Wali kota Kediri yang akrab disapa Mas Abu.

Mas Abu menjelaskan sudah hampir dua tahun pandemi COVID-19 berlangsung dan mengubah segalanya. Termasuk Kota Kediri yang sedikit lesu.

Dironya pun mengajak seluruh para pelaku ekonomi untuk bersama-sama kembali menumbuhkan perekonomian di Kota kediri. Pastinya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan COVID-19.

“Para pelaku ekonomi ini bila tahu pelanggannya tidak melakukan protokol kesehatan harus selalu diingatkan,” kata Wali Kota Kediri dua periode tersebut.

Sementara itu, Ketua Dekopinda Kota Kediri Firdaus menuturkan Dekopinda merupakan wadah dari seluruh gerakan koperasi berbadan hukum di Kota Kediri.

Karena melihat banyaknya para penjual yang terdampak pandemi COVID-19, maka Dekopinda memberikan bantuan dana kepada mereka.

“Harapannya pelaku UMKM yang belum ikut koperasi supaya bisa bergabung di koperasi. Agar tidak menggunakan jasa rentenir lagi dan supaya kehidupannya bisa jauh lebih sejahtera,” imbuhnya.

Ulfa anggota koperasi RW di Kelurahan Setono Pande yang merupakan salah satu penerima bantuan mengungkapkan selama pandemi COVID-19 terjadi penurunan pada penghasilannya.

Ulfa yang memiliki usaha warung kopi itu mengaku yang mulanya sehari bisa mendapat kurang lebih Rp200 ribu, kini pendapatannya turun hingga 50 persen.

Penurunan omzet jualannya itu karena adanya pembatasan jam malam sehingga sepi pengunjung. Karena menurut Ulfa, warung kopinya ramai ketika siang hari saat jam istirahat dan juga saat malam hari.

“Diberikannya bantuan ini sangat membantu dan bermanfaat sekali bagi saya,” ungkapnya.

 

Dapatkan update menarik lainnya hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow Jurnaljatim.com di Google News.

 

Editor: Hafid