JOMBANG (Jurnaljatim.com)- Warga di Kabupaten Jombang menutup akses jalan masuk ke kampung. Mereka memagari jalan atau gang masuk dengan pagar atau bambu. Aksi tutup akses itu dilakukan warga sejak dua pekan lalu sebagai upaya mengantisipasi penularan virus corona (COVID-19).
Sebagaimana terpantau, penutupan itu terlihat dibeberapa desa di Kecamatan Ploso, Jombang. Selain itu beberapa desa di Kecamatan Kabuh, dan Plandaan juga menutup jalan masuk desa. Warga lebih memilih mengisolasi diri di rumah agar terhindar dari virus corona.
Dirikan pos pantau 24 jam
Kepala Desa Kebonagung, Kecamatan Ploso, Yeni Anang Setyawan, menjelaskan, dari empat dusun di desanya, tidak semua jalan ditutup. Jika di dusun ada dua jalur, maka satu jalur ditutup kemudian diarahkan ke pintu utama. Di pintu utama itu, didirikan pos untuk memantau keluar masuknya warga.
“Jadi, ada tiga pos di pintu masuk sini yang difungsikan untuk mengontrol dan memantau keluar masuknya kendaraan warga,” kata Anang ditemui di desa setempat.
Anang mengatakan, pos pantau itu dijaga selama 24 jam oleh warga serta petugas gabungan di desanya dengan sistem tiga sif. “Kita buat tiga sif, untuk shif pertama jam 07.00 – 13.00 Wib, kemudian sif kedua jam 13.00 – 21.00 Wib, lalu sif ketiga jam 21.00 sampai dengan pagi,” ujar Anang ditemui di desanya, Sabtu (11/4/2020).
Cegah kejahatan di masyarakat
Ia menjelaskan, dengan penerapan beberapa akses jalan pintu masuk desa, semua jalan-jalan di desanya dapat terkontrol di masing masing pos. Setiap pendatang atau pemudik, diwajibkan lapor ke pos dan mengisi buku tamu. Di pintu masuk tersebut, juga disemprot cairan disinfektan serta cuci tangan.
“Ini juga antisipasi terkait dengan keamanan desa. sekarang sudah ada di wilayah Ploso dan Kabuh yang kehilangan sepeda motor. Jadi, ada dua fungsi, disamping demi keamanan desa dari kejahatan kriminalitas juga untuk pencegahan COVID-19,” ujarnya.
14 Desa di Kecamatan Ploso ditutup
Terpisah, Camat Ploso Suwignyo, dihubungi Jurnaljatim.com melalui telepon mengatakan, terdapat 14 desa di wilayahnya telah memberlakukan penutupan akses jalan. Penutupan itu merupakan inisiatif warga dan telah disepakati bersama. Penutupan itu sebagai bentuk penerapa physical distancing atas himbauan pemerintah.
“Semua 14 desa di sini, tapi variatif (penutupan). Ada yang seminggu bisa empat kali ada yang tiap hari ada yang Jumat dan Sabtu, tapi ya hampir semuanya bersamaan melakukan penutupan akses jalan,” tuturnya.
“Penutupan selama 24 jam tidak apa-apa, yang penting masyarakat masih ada jalan keluar. Lewat manapun bisa tapi lewat pintu utama keluar desa dilakukan penyemprotan,” kata Camat.
Gunakan anggaran kedaruratan
Ia menambahkan, pelaksanan kegiatan penanganan COVID-19 tersebut diambilkan anggaran dari dana desa yang saat ini sedang dalam perubahan APBDes. Dana itu di antaranya digunakan untuk penyemprotan, beli hand sanitizer, membuat masker.
“Kalau di Ploso itu, teman teman sudah menganggarkan namanya dana untu kedaruratan. Walaupun mungkin hanya Rp5 juta sampai Rp15 juta, mereka untuk sementara pakai itu dulu sebelum perbuahan APBDes,” tutupnya.
Editor: Azriel