Penyedia Bahan Baku Program MBG Bicara Soal Temuan Ulat di Makanan untuk SMK di Kediri

Kediri, Jurnal Jatim – Ditemukannya ulat di makanan yang dibagikan kepada siswa SMK Bhakti Mulya, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri direspons pihak penyedia bahan baku.

Ulat diketahui berada di lauk tahu, dan diduga berasal dari buah salak yang busuk.

Koordinator Penyedia Bahan Baku program MBG (Makanan Bergizi Gratis) wilayah Tulungrejo, Pare, Zulfa Ikfina mengakui adanya kelalaian dalam proses distribusi.

“Itu memang kesalahan dari kami. Buah-buahan sebenarnya sudah kami pilah satu per satu. Namun kami tidak tahu isinya karena dari luar buah salak nampak bagus, tetapi ternyata di dalam ada ulatnya,” ujar Zulfa kepada awak media, Jumat (23/5/2025).

Ia menjelaskan bahwa bahan baku makanan diperoleh dari pelaku UMKM lokal sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Kami mengambil bahan dari beberapa UMKM di wilayah Pare yang telah melalui proses seleksi ketat,” katanya menjelaskan.

Sebagai bentuk evaluasi, Zulfa menyatakan akan lebih memperketat pengawasan terhadap bahan baku yang masuk, guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

“Kami memohon maaf atas kejadian ini. Dan kami akan memberi teguran kepada pemasok buah. Kedepan, kami akan lebih hati-hati dan lebih selektif lagi,” ujarnya.

Program MBG di Kediri sempat menjadi sorotan setelah ditemukannya ulat dalam makanan yang dibagikan kepada siswa SMK Bhakti Mulya, Pare, Kediri.

Kejadian serupa juga ditemukan di SDN Tulungrejo II, di mana buah-buahan dalam kondisi rusak turut didistribusikan kepada siswa.

Temuan itu pertama kali diketahui oleh seorang siswa setelah petugas dari dapur SPPG mendroping sepaket nasi ke MK Bhakti Mulya, Pare, Kediri,

Saat hendak menyantap, ada seorang siswa menyadari adanya sedikit pergerakan menggeliat di salah satu tempat menu dalam wadah totebag.

“Saat itu menunya adalah telur puyuh, tahu bumbu goreng merah sama buah salak. Nah di buah salaknya itu ditemukan ada ulatnya,” kata Kepala SMK Bhakti Mulia Pare, Imam Hanafi kepada wartawan, Jum’at (23/5/2025).

Berkat temuan dari siswa, seluruh pelajar di satu ruang tidak sedikitpun menyentuh makanan yang sudah disediakan, bahkan malah dikesampingkan.

“Totalnya 900, namun yang masuk kemarin cuma sekitar 600. Kan saat ini kelas 12 sedang libur. Jadi yang kemarin sempat makan kurang lebih hanya 1 ruangan pelajar,” ujarnya.

Mengetahui adanya temuan ulat, petugas dari pihak sekolahan langsung menyisihkan sekotak nasi tersebut untuk menjadi bahan laporan kepada pihak yang menjadi tempat produksi makanan itu.

Pihaknya juga telah melakukan komunikasi aduan terkait temuan di yayasan yang dipimpinnya kepada pihak dapur penyedia. Bahkan ia mengaku telah memberikan sejumlah peringatan kepada pihak penyedia makanan agar lebih berhati-hati lagi dalam operasionalnya.

Dapatkan update  menarik hanya di .com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com dgoogle news instagram serta twitter .com