Kediri, Jurnal Jatim – Cuaca ekstrem sejak Maret 2025 hingga sekarang berdampak pada sektor perikanan, khususnya budidaya ikan cupang di Kediri, Jawa Timur. Sebab, banyak ikan mati.
Santoso, Ketua Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Mina Maju Mandiri di Kelurahan Ketami, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri mengaku rugi hingga belasan juta rupiah setiap bulan imbas dari cuaca ekstrem itu.
“Kerugian saya bisa mencapai Rp10 juta sampai Rp20 juta per bulan. Banyak benih mati karena cuaca, belum lagi ikan yang gagal panen,” kata Santoso ditemui di Kediri, Rabu (21/5/2025).
Cuaca tidak menentu menyebabkan tingkat kematian benih meningkat tajam. Hal itu berdampak langsung pada pendapatan para petani ikan, skala kecil hingga menengah.
Ia mengatakan, harga ikan cupang bervariasi tergantung jenis dan ukuran. Untuk benih, plakat multi Rp150 per ekor, Hard Moon (HM) Rp100 ribu, Blue Rim Rp200, Plakat Avatar dan Barongsai hingga Rp300
Sedangkan ikan dewasa, HM dan Serit dalam botol Rp2.000, Plakat Multi Rp5.000. Jenis unggulan seperti Hellboy, FCCP, RKC, Blue Rim dan Neon Multi: Rp10.000, Avatar Rp15.000.
“Plakat RGC, YKC, dan Giant: hingga Rp20.000 dan Ikan warna unik bisa tembus Rp100 ribu per ekor,” kata pria yang menekuni budidaya ikan cupang sejak 2005 silam ini.
Ikan hasil budidaya Santoso tidak hanya dipasarkan di wilayah Kediri, tetapi juga menjangkau Tulungagung, Blitar, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, dan Tuban. Bahkan, permintaan dari Jakarta cukup tinggi, dan sebagian diekspor ke China dan Belanda.
“Kami membudidayakan sekitar 20 jenis ikan cupang. Tapi musim seperti ini benar-benar sulit. Tingkat kematian tinggi, hasil panen turun, dan kami terpaksa menanggung rugi,” ujarnya.
Para petani berharap dukungan dari pemerintah daerah maupun pusat untuk membantu mengatasi dampak perubahan iklim terhadap sektor perikanan budidaya.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com