Jombang, Jurnal Jatim – Teka-teki mayat pria korban mutilasi di Jombang pada pekan lalu, kini terungkap. Korban adalah Agus Sholeh atau AS (37) warga Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, kabupaten setempat.
Jenazah AS yang dengan potongan tubuh dan kepala telah dibawa ke rumah duka dan langsung dimakamkan di pemakaman umum desa setempat, Rabu (19/5/2025) sore. Proses Pemakaman berlangsung haru, diwarnai isak tangis keluarga dan kerabat.
Selain terungkap identitas korban, polisi juga berhasil menangkap terduga pelaku. Yakni berinisial EK, salah satu pemuda warga Desa Plosogeneng, Kecamatan Jombang. Saat ini, EK dalam pemeriksaan penyidik Satreskrim.
Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan mengonfirmasi telah terungkapnya identitas korban dan penangkapan terduga pelaku pembunuhan sadis itu. Dimungkinkan pelaku jumlahnya lebih dari satu orang.
“Iya (pelaku sudah ditangkap), saat ini sedang pengembangan,” kata Ardi, kepada JurnalJatim.com, Rabu (19/5/2025).
Mayat laki-laki tanpa identitas diduga korban pembunuhan dan mutilasi ditemukan warga di Jombang pada Rabu 12 Februari.
Mayat korban tanpa kepala ditemukan di saluran irigasi sawah Dusun Dukuhmireng, Desa Dukuharum Kecamatan Megaluh dan potongan kepala ditemukan di tepi sungai di Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang.
Hasil autopsi menyebutkan jika kematian korban tidak wajar. Pada leher korban terdapat bekas senjata tajam yang tidak beraturan. Kemungkinan korban digorok. Selain itu terdapat pendarahan di kepala mengakibatkan kematian.
Terungkapnya identitas mayat itu dari pemeriksaan polisi terhadap warga Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek yang anggota keluarganya hilang sejak Sabtu (8/2/2025) sore.
Kepala Desa Jatirejo, Arifah mengatakan korban Agus Sholeh alias Kipli selama ini bekerja di sebuah percetakan di kawasan Mojokerto.
Sejak Sabtu (8/2/2025) sore, korban tidak terlihat keluarganya hingga akhirnya ada kabar penemuan mayat secara tragis itu.
Keluarga sempat merasa tenang ketika seseorang yang mengaku sebagai AS menjawab panggilan telepon. Orang itu mengaku berada di Bali, tetapi enggan menjelaskan lokasi tepatnya dan menolak permintaan ibunya untuk pulang.
“Dia mengaku sebagai AS. Tapi ketika didesak di Bali mana, penerima telepon tidak mau menjawab. Penerima telepon juga tidak mau ketika disuruh pulang oleh ibunya,” ujarnya.
Arifah turut serta dalam percakapan melalui telepon yang dilakukan Selasa (18/2/2025) sore. Namun, setelah penyelidikan lebih lanjut, polisi menyatakan bahwa orang yang mengangkat telepon bukan AS yang sebenarnya.
“Memang tes DNA belum keluar, namun dari ciri fisik identik dengan AS,” kata Kades perempuan ini.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com