Jombang, Jurnal Jatim – Bahtsul masail kubro Forum Musyawarah Pondok Pesantren (FMPP) ke-42 dilaksanakan di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Diikuti delegasi lebih dari 250 pondok pesantren se-Jawa dan Madura.
Acara selama dua hari, 7-8 Desember 2024 itu juga sekaligus rangkaian peringatan 2 Abad Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Pembukaan dilaksanakan di masjid Bahrul Ulum, Sabtu (7/12/2024).
Sejumlah permasalahan yang ada di tengah masyarakat akan menjadi pembahasan pada Bahtsul Masail itu. Seperti fenomena joget tiktok hingga buzzer.
Buzzer adalah individu atau kelompok pengguna media sosial untuk menyuarakan pendapat, opini, atau kampanye tertentu, baik dengan identitas asli maupun disembunyikan, demi kepentingan tertentu.
Secara umum buzzer bekerja dengan menyebarkan isu atau opini yang disepakati, untuk memengaruhi pengguna media sosial lainnya.
“Diharapkan hasil Bahtsul Masail bisa menjadi solusi di masyarakat. Salah satu yang kita bahas adalah masalah buzzer. Ini menunjukkan bahwa Bahtsul Masail selalu up to date. Selalu mengikuti perkembangan zaman,” kata Ketua FMPP Adibus Sholeh Anwar atau Gus Adib dari pondok pesantren Lirboyo Kediri dalam sambutanya.
Menurut Adib, Bahtsul Masail merupakan ruh dari pesantren. Karena hal itu sebagai bentuk Khidmah dalam keagamaan kepada masyarakat.
“Hari ini yang duduk sebagai peserta, kedepan saya harap bisa duduk sebagai perumus,” ujarnya di hadapan ratusan peserta dan para kiai pesantren Bahrul Ulum dan juga KH Anwar Manshur Lirboyo
Dikatakan Adib, bahtsul Masail di pesantren Bahrul Ulum Jombang merupakan yang ketiga kalinya. Hal itu sangat bagus karena untuk menyambungkan sanad dengan para pendiri pesantren Bahrul Ulum.
Ketua Umum Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum (YPPBU) KH. M. Wafiyul Ahdi mengungkapkan harapannya agar Bahtsul Masail itu dapat menghidupkan semangat kajian keilmuan di kalangan santri, khususnya di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
“Tradisi kajian turats harus semakin dikuatkan, meskipun usia pesantren kita sudah mencapai dua abad dan akan memasuki abad ketiga. Semoga kegiatan ini mampu memberikan solusi hukum Islam yang relevan bagi masyarakat,” katanya.
Pria yang akrab disapa Gus Wafi ini mengucapkan terima kasih kepada FMPP yang memberikan kepercayaan Bahrul Ulum Tambakberas menjadi tuan rumah Bahtsul Masail.
Ia juga menyampaikan pesan kepada para peserta untuk menjadikan hasil Bahtsul Masa’il sebagai referensi dalam menjawab problematika hukum yang dihadapi masyarakat.
“Semoga hasil dari Bahtsul Masail ini memberikan dampak positif dan menjadi salah satu solusi bagi problem hukum Islam di tengah masyarakat,” kata dia.
Bahtsul masail Kubro FMPP ke 42 di Tambakberas Jombang terbagi dalam tiga komisi yang membahas permasalahan-permasalahan kekinian di masyarakat.
Komisi A membahas Stem Cell Untuk Rejuvenasi Kulit dari Pondok Pesantren (PP) Al-Falah Ploso Kediri, Cutting Ikan Koi Karantina dari PP. Nurul Kholil Bangkalan, Penerima Beasiswa LPDP Enggan Kembali ke Indonesia dari PP. Lirboyo Induk dan Memberi Rating Bintang, Kontroversi Razia Rumah Makan Padang daru PP Babakan Ciwaringin.
Komisi B membahas tentang Buzzer dari PP. Queen Al-Falah Ploso, Polemik Pernikahan Artis dari PP. Bahrul Ulum Tambakberas, Penggunaan Aplikasi Belanja Online di Tengah-Tengah Ibadah Jum’at dari PP. Hidayatus Sholihin Turus, Refund E-Commerce dari PP. Raudlatul Ulum Besuk, Penolakan Oleh Tenaga Pendidik dari PP. HM Ngunut dan Fenomena Joget Tiktok dari PP. An-Najah Denanyar Jombang.
Dan komisi C membahas tentang Eksploitasi Kidsfluencer dari PP. Al-Mubarak Lan Bulan Madura, Menyoal Salam Lintas Agama dalam Panggung Toleransi dari HMC, Pesantren Numpang Air di Masjid dari PP. Al-Hamidy Banyuanyar, Anak Bertangan Kidal dari PP. Fadllul Wahid Grobogan, Pasien yang Tersia-Siakan dari PP. Darussalam Blokagung dan Budaya yang Terancam dari PP. Mahir ar-Riyadh Ringinagung.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.