Tuban, Jurnal Jatim – Direktur jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementan Suwandi bersama masyarakat Tuban panen raya jagung di Desa Ngimbang Kecamatan Palang, Selasa (19/3/2024).
Tampak hadir Wakasatgas Pangan Polri Brigjen Helfi Assegaff, Aster Kasdam V Brawijaya Kol Inf Heri Bambang Wahyudi, jajaran Dirjen Tanaman Pangan Kementan dan Sekda Tuban bersama Forkopimda.
Panen raya jagung tersebut di atas tanah seluas 517 hektar dengan varietas NK 7328 Sumo yang rata-rata bisa menghasilkan 7 ton jagung per hektar.
Suwandi menyampaikan Kabupaten Tuban merupakan sentra jagung tidak hanya di Jawa Timur, namun juga Nasional.
Meski di tanam di lahan kering tadah hujan, namun produktivitas tanaman jagung di Tuban dapat mencapai IP 200, menghasilkan jagung hingga 7 ton per hektar.
“Dan kita langsung buat komitmen bersama untuk penyerapan hasil panen ini,” kata Suwandi.
Dikatakan Suwandi, dari data yang masuk produktivitas jagung nasional dalam 4 bulan pertama tahun ini mengalami peningkatan di atas 5 juta ton dibandingkan 4 bulan pertama di tahun lalu masih di bawah 5 juta ton.
“Ini kesempatan yang baik buat petani, kebutuhan jagung peternak bisa terlayani dan hasil petani bisa terserap,” katanya.
Saat ini harga jagung bervariasi di berbagai daerah. Data hasil pantauan dari Kementan terdapat 55 titik mengalami penurunan antara Rp3.000 dan paling tinggi di bawah 4.200 yang menjadi Harga Acuan Pemerintah (HAP) yang telah ditetapkan dengan kadar air 12 persen.
“Namun di beberapa daerah yang aksesnya bagus, juga harganya bagus di atas HAP termasuk di Tuban,” jelasnya.
Brigjen Helfi Assegaf mengungkapkan ia mendampingi Kementan untuk melakukan pengecekan langsung terhadap ketersediaan jagung di lapangan. Sebab berkaitan dengan ketersediaan pakan ternak yang bisa berdampak pada harga ayam dan telur.
“Kita harapkan semuanya mendapatkan keuntungan baik petani maupun peternak ayam,” ujarnyam
Helvi menjelaskan tugas satgas pangan melakukan pengawasan mulai dari hulu hingga hilir terkait ketersediaan pupuk subsidi hingga pengawalannya mulai dari produsen sampai kepada user.
“Kita lakukan pendataan dan pengecekan dilapangan, pastikan bahwa menerima atau akan menerima,” katanya.
Selain melakukan pengecekan penerima pupuk bersubsidi, pihaknya juga mengecek jumlah, lokasi maupun harga pembelian dan penjualan yang sudah ditetapkan.
“Itu juga akan kita lakukan pengecekan, kalau tidak sesuai kita akan melakukan pemanggilan kepada yang bersangkutan,” ujarnya. [Rls]
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow di jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com