Jombang, Jurnal Jatim – Peringatan Bulan Gus Dur 2023 digelar oleh Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari (Minha) Jombang Jawa Timur.
Bulan Gus Dur selain mengenang Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, sekaligus juga sebagai momen menyebarkan pemikiran-pemikiran Gus Dur.
Bulan Gus Dur berlangsung selama 2 hari sejak 17-18 Desember 2023. Dimulai festival mewarnai, pemutaran film dan dialog kebangsaan di hari pertama.
Di hari kedua, dibuka dengan Gowes Dur (bersepeda santai) di pagi hari, donor darah, pementasan wayang Potehi Klenteng Gudo, pentas musik. Kemudian di sore harinya digelar kirab dan tabur bunga di makam Gus Dur.
Pada tabur bunga itu, dihadiri langsung putri bungsu Gus Dur Inayah wahid dan Kepala Museum dan Cagar Budaya, Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek RI, Ahmad Mahendra, yang didampingi Kepala Minha Jombang Wicaksono Dwi Nugroho. Tabur bunga juga diikuti sejumlah uamat lintas agama. Seperti dari umat muslim, konghucu, hingga nasrani.
Di kesempatan itu, Inayah menyampaikan terima kasih atas penyelenggaraan Bulan Gus Dur. Menurutnya, acara yang digelar Minha tersebut merupakan momen untuk menyebarkan pemikiran-pemikiran Gus Dur secara luas.
“Acara yang digelar Minha ini sejalan yang dipikirkan keluarga Gus Dur. Bahwasanya haul itu tidak sebatas mendoakan Gus Dur saja. Tapi juga bagaimana warisan-warisan pemikiran Gus Dur bisa disebarluaskan. Nah acara seperti ini sangat membantu,” ujarnya saat diwawancarai wartawan usai berziarah ke makam Gus Dur, Minggu (17/12/2023).
Dikatakan Inayah, pemikiran Gus Dur masih sangat relevan dengan apa yang terjadi saat ini. Salah satunya mengenai demokrasi yang ada di Indonesia.
“Gus Dur sempat membuat tulisan tentang bagaimana kondisi Indonesia yang seolah-olah demokrasi, seolah-olah konstitusional, seolah-olah taat hukum, seolah-olah bebas. Tapi apakah sebenarnya memang begitu? Nah itu yang dipertanyakan Gus Dur pada tahun 90an,” ujarnya.
Pertanyaan besar Gus Dur itu, lanjut Inayah, perlu dipertanyakan kembali di hari ini. “Apakah hari ini demokrasi yang kita dapatkan memang betul-betul demokrasi atau seolah-olah demokrasi,” ucapnya.
Sementara, Kepala Museum dan Cagar Budaya, Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek RI, Ahmad Mahendra mengatakan, warisan pemikiran-pemikiran Gus Dur juga akan terus digelorakan di dalam Minha. Salah satunya melalui kegiatan Bulan Gus Dur yang akan digelar setiap tahunnya.
“Museum ini ada hanya sebatas estalase. Namun, bagaimana menjaga nilai-nilai pemikiran Gus Dur dan KH Hasyim Asy’ari akan terus kita gelorakan,” ujarnya.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com