Surabaya, Jurnal Jatim – Sebanyak 225 santri peraih juara Musabaqah Qiroatil Kutub (MQK) tingkat nasional dan Provinsi Jawa Timur menerima dana Apresiasi dari Gubernur Khofifah Indar Parawansa.
Penghargaan dana apresiasi tersebut sesuai dengan keputusan gubernur nomor 188/492/KPTS/013/2023 tentang pemberian penghargaan pemenang tingkat nasional dan tingkat Provinsi Jatim.
Adapun total dana apresiasi yang diberikan kepada seluruh pemenang kejuaraan senilai Rp1.019.500.000.
Didampingi Kepala Kemenag Jatim Husnul Maram, Gubernur Khofifah menyerahkan penghargaan kepada masing-masing juara, Jumat (17/11/2023).
Juara 1 tingkat nasional, menerima piagam penghargaan dan uang senilai Rp15 juta, juara 2 senilai Rp10 juta dan juara 3 sebesar Rp5 Juta.
Untuk juara 1 beregu mendapatkan hadiah sebesar Rp25 juta dan juara 2 beregu sebesar Rp20 juta.
Sedangkan untuk MQK tingkat Provinsi Jawa Timur menerima hadiah sebesar Rp4.500.000 untuk juara 1, juara 2 senilai Rp3.500.000, dan Rp2.500.000 untuk juara 3.
Pemberian dana apresiasi kepada pemenang kejuaraan Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) tingkat nasional VII dan Provinsi Jatim oleh Gubernur diberikan kepada juara I, II, III di masing-masing bidang di antaranya akhlaq, fiqih, ushul fiqih, tafsir, nahwu, ilmu tafsir, ilmu hadits, tauhid dan tarikh.
Khofifah mengatakan pemberian apresiasi itu bentuk perhatian kepada para pemenang yang menurut Khofifah mereka adalah bagian dari penguat pondasi keagamaan di negeri ini.
Pasalnya sila pertama Pancasila adalah bagaimana konteks keimanan dan beragama menjadi dasar di NKRI ini.
Selain memahami secara utuh tentang nilai keagamaan, Khofifah menegaskan hal penting lainnya adalah saling mengingatkan untuk bersosialisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dan mereka juga diharapkan bisa menjadi referensi dan memberikan penjelasan bagi masyarakat bagaimana berlaku baik.
“Harus ada yang memberikan pengingat kepada seluruh masyarakat, apa yang apa yang tidak boleh dilakukan apa yang baik dan apa yang tidak baik, masyarakat harus selalu mendapatkan penerangan penjelasan referensi tentang kehidupan tidak hanya kehidupan beragama tapi kehidupan bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat berbangsa dan bernegara,” ujarnya.
Khofifah juga menjelaskan pentingnya memegang teguh nilai agama dalam kehidupan berbangsa bernegara utamanya di saat atmosfer politik tengah menghangat seperti saat ini.
Maka peran santri diharapkan bisa menjadi bagian yang berperan menjaga keadaan bangsa tetap kondusif.
“Maka kalau para santri sederhana sekali bagaimana sebetulnya memberikan pilihan yang bisa memberikan keberseimbangan, Jadi kalau keberseimbangan bahwa didalam kehidupan politik harus dilaksanakan pada posisi menjaga agama dan mengatur negara,” tuturnya.
Sehingga dibutuhkan santri-santri dengan kedalaman ilmu agama dan memiliki tingkat keilmuan yang mumpuni di bidang lainnya. Sehingga negeri ini akan diisi dengan generasi-generasi yang memiliki keilmuan agama yang dalam dan keteguhan dalam menjaga negara.
“Ini menjadi bagian yang sangat penting, agama ini pondasi dan kekuasaan itu untuk menjaga supaya proses Al muhafadhotu ‘aladdiin itu bisa dijaga dengan baik,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Kemenag Jawa Timur Husnul Maram menyampaikan terima kasih memberikan perhatian penuh kepada pendidikan keagamaan di Jawa Timur.
“Ibu Gubernur luar biasa cintanya kepada kita semua, rakyatnya, utamanya cinta kepada pembangunan pendidikan agama. Dan ini, satu-satunya di Indonesia, insyaallah adanya hanya di Jawa Timur,” ujarnya.
Menurut Maram, perhatian Gubernur Jatim, tidak hanya pada pembangunan pendidikan agama Islam, tapi juga pada semua lembaga pendidikan keagamaan seperti madrasah, pondok pesantren, serta sekolah minggu dari 6 agama yang ada.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.