Berpakaian Serba Putih, Ribuan Orang di Jombang Aksi Solidaritas Untuk Palestina

Jombang, Jurnal – Memakai pakaian serba putih ribuan orang menggelar bersama sekaligus aksi untuk Palestina.

Ribuan orang dari Aliansi Masyarakat Jombang Palestina (AMJPP) memadati Jl seputaran Ringin Contong, Jombang, Rabu (25/10/2023).

Pantauan di lapangan, sebuah panggung berdiri megah di sebelah selatan Ringin Contong. Sementara di depan panggung ribuan peserta AMJPP berjajar sembari dominan memakai pakaian putih, menenteng poster dan mengibarkan bendera Palestina.

Selain melakukan doa bersama, acara itu diisi testimoni orang Indonesia yang pernah berkunjung ke Palestina, pembacaan puisi, sekawat, dan pengumpulan donasi. Terakhir, penandatanganan pernyataan sikap.

Ketua AMJPP Zulfikar Damam Ikhwanto mengaku aksi solidaritas Palestina itu banyak mendapat dukungan dari masyarakat. Bahkan ada sekitar 100 perkumpulan atau komunitas yang bergabung.

“Pemberitahuan 1000 orang peserta aksi, tapi alhamdulillah dukungan solidaritas sekitar 5 ribu orang,” kata Zulfikar saat memberikan orasi, Rabu (25/10/2023).

“Alhamdulillah banyak sekali dukungan dari berbagai pihak, bahkan dari teman – teman lintas agama. Siapapun turut serta menyuarakan keadilan,” sambungnya.

Menurut Zulfikar pada aksi solidaritas akan membuat dukungan tanda tangan pada surat pernyataan solidaritas untuk Palestina.

“Surat akan dikirim kepada pemerintah daerah sampai ditembuskan ke pemerintah provinsi dan pusat,” katanya menandaskan.

Sementara itu Rosi salah satu peserta dalam orasinya menceritakan lawatan dirinya ke Palestina. Rosi bertandang ke Palestina dalam situasi perang teramat sulit.

“Kunjungan ketiga kali, yang terakhir sulit,” ungkap Rosi di panggung megah.

Pantauan ketika perjalanan ke Palestina, Rosi mengatakan harus turun di Jordania, selama perjalanan darat banyak menemui pemuda sudah memegang senjata.

Seperti ada doktrin di kalangan warga Irael untuk merongrong keberadaan umat muslim di Palestina.

Saat memasuki daerah Yerusalem terdapat tembok pembatas yang biasa disebut Apertit, perkiraan tinggi 15 meter dan lebar 12 meter, dilengkapi oleh dengan tingkat sensitif tinggi, yang dikontrol oleh Israel.

“Bangsa palestina dibuat tidak betah tinggal di Yerussalem. Dengan kegiatan blokade akses listrik, dan minum,” ujarnya.

Berdasarkan pengalaman yang disaksikan oleh Rosi, kejadian di Palestina lebih pas dikatakan sebagai bentuk penjajahan, bukan sebuah peperangan.

“Yang terjadi di Palestina adalah penjajahan,” tandasnya.

Dapatkan update berita menarik hanya di .com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com dgoogle news instagram serta twitter Jurnaljatim.com