Jatim Lepas Ekspor Perdana Kopi Merek “Javeast Coffe” ke Mesir

Surabaya, Jurnal – Ikhtiar Pemprov Jatim dalam hal ini Dinas dan UKM membentuk Communal Branding pecah telor. Rabu (26/10/2022), 200 ton kopi dengan merek “Javeast Coffe” hasil skema communal branding beberapa daerah diekspor ke Mesir.

Mewakili Khofifah Indar Parawansa, ekspor perdana kopi dari wilayah , Madiun dan Jombang itu dilepas Plt Asisten Perekonomian Dan Pembangunan Pemprov Jatim Jumadi dan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim Andromeda Qomariah dalam rangkaian acara Launching Communal Branding Menuju di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

Pada tahap pertama, kopi yang diekspor sebanyak 18 ton. Sisanya akan diekspor bertahap hingga 200 ton dengan total nilai ekspor lebih dari Rp6,2 miliar.

Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim Andromeda Qomariah, komoditas kopi dengan merek “Javeast Coffe” hasil communal branding tersebut adalah yang pertama di Jatim bahkan di Indonesia.

Communal branding adalah perwujudan Jatim Berdaya, salah satu poin program pokok pembangunan dalam Nawa Bhakti Satya yang digagas Ibu Jatim.

“Communal branding dengan melibatkan beberapa daerah di Jatim ini adalah yang  pertama di Jatim bahkan Indonesia,” kata Andromeda dalam keterangan resminya.

Communal branding merupakan program satu merek yang dimanfaatkan oleh banyak pelaku usaha yang menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan product managemen, consumen managemen dan brand managemen guna meningkatkan nilai tambah produk sehingga dapat memperluas akses pasar dan meningkatkan daya saing komoditas ekspor.

“Communal branding solusi menjawab 4 K yang selama ini menjadi kendala koperasi dan UKM, yakni kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan kemasan,” jelasnya.

Komoditas kopi merek Javeast Coffe hasil communal branding berasal dari petani kopi dari koperasi di 3 desa pada 3 kabupaten yaitu Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember, Desa Wonosalam Kecamatan Wonosalam , serta Desa Kare  Kecamatan Kare Kabupaten Madiun.

“Communal branding mendorong terwujudnya desa devisa dengan memprioritaskan wilayah yang memiliki produk unggulan sejenis atau produk complementer sehingga dapat saling memperkuat dan menguatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.

Plt Asisten Perekonomian Dan Pembangunan Pemprov Jatim Jumadi mengatakan, skema communal branding adalah terobosan baru dari Pemprov Jatim untuk menjawab masalah kontinuitas produk jika bersentuhan dengan pasar luar negeri karena stok produk akan ditopang oleh lebih dari 1 pelaku usaha.

“Untuk perdana masih komoditas kopi, selanjutnya pada 2024 akan dikembangkan untuk komoditas lain seperti rempah hingga gula merah,” jelasnya.

Dalam acara tersebut juga dilakukan penyerahan sertifikat Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) kepada 4 UKM binaan Dinas Koperasi UKM Provinsi Jatim, penyerahan simbolis sertifikat halal kepada 4 pelaku usaha, dan penyerahan secara simbolis sertifikat merek bagi 4 pelaku usaha.

Dalam acara kolaborasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi Jatim itu juga dilakukan penyampaian SK Perhutanan Sosial untuk 19 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), penyerahan simbolis hibah alat ekonomi produktif kelompok tani hutan/perhutanan sosial, serta penanaman bibit untuk penghijauan di area persemaian.

Jatim sendiri merupakan produsen terbesar kopi ke-5 di Indonesia setelah Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Utara dan .

Jumlah produksi kopi Jatim mencapai 9,7 persen dari total kopi Indonesia dari luas tanam perkebunan pada 2021 seluas 113,470 hektare dengan produksi 69.570 ton.

Data Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI), ekspor kopi Jatim sepanjang Januari—Juli 2021 secara volume telah mencapai 44.992 ton dengan nilai 90,29 juta US Dolar.

Dari total ekspor tersebut, sebanyak 1.805 ton di antaranya merupakan kopi jenis Arabika, 30.832 ton jenis Robusta, dan sebanyak 12.283 ton merupakan kopi olahan.

Dapatkan update berita menarik hanya di , jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter .com