Kisah ODGJ di Jombang yang Sempat Dipasung dan Memantik Kepedulian Warga

Jombang, Jurnal – Hampir satu pekan ini Kabupaten Jombang, Jawa Timur ramai kabar orang gangguan jiwa dipasung yang kisahnya memprihatinkan hingga memantik kepedulian warga untuk membantunya.

Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang sempat dipasung itu bernama Mujib (62), warga Dusun Candi, Desa Sidomulyo, Megaluh, Kabupaten Jombang.

angkat Mujib, Evin Murjayanti menceritakan bahwa kondisi kejiwaan Mujib sebelumnya normal-normal saja. Dulu, Mujib adalah penjual motor bekas di rumahnya.

Musibah mulai menimpa Mujib sekitar 4 tahun lalu. Mujib jatuh dan dirawat inap di RSUD Jombang selama 5 hari. Dokter yang merawatnya bilang Mujib gangguan saraf.

“Awalnya, habis jatuh terus kena sarafnya kata dokternya. Opname 5 hari di RSUD Jombang,” kata Evin ditemui di rumahnya, Jumat (30/9/2022).

Kisah ODGJ di Jombang yang Sempat Dipasung dan Memantik Kepedulian Warga

Gangguan saraf Mujib semakin tak terkontrol ketika istrinya dunia. Tanpa sebab yang jelas, Mujib mengamuk dan merusak barang di sekitarnya. Bahkan, bangunan dapur di belakang rumahnya dihancurkan.

“Ditinggal ibu meninggal dunia, jadi kondisinya stres. Ini sudah 4 tahunan,” kata ibu tangga ini.

Meski kerap mengamuk merusak barang di sekitarnya, namun Mujib tidak menyerang atau melukai orang. Menurut Evin, Mujib orangnya pendiam.

“Ya rumah dirusak, kalau ditanya bilangnya seperti ada yang menyuruh (merusak). Tapi (bapak) tidak menyerang orang lain. Orangnya itu diam,” ucap Evin.

Kondisi Mujib seperti itu membuat keluarga khawatir dan berjuang mencari pengobatan. Namun, disatu sisi keluarga juga tidak bisa berbuat banyak karena keterbatasan biaya.

Secara ekonomi, Mujib jauh dari kecukupan. Ia sehari-hari tinggal bersama Evin dan suaminya yang jualan nasi goreng keliling.

Mujib juga tidak terdata penerima bantuan dari . Pada saat COVID-19, Mujib pernah menerima bantuan dua kali, yakni senilai Rp300.000 dan Rp900.000.

“Kondisi ya gak ada. Sehari-hari bapak sama saya dan suami di rumah ini. Bapak pernah dapat bantuan COVID-19. Tapi bantuan lain gak ada,” tuturnya.

Peristiwa terjadinya pemasungan terhadap Mujib ketika anaknya Evin sakit dan dirawat di rumah sakit di Jombang. Itu terjadi pada pekan lalu.

Saat itu, Mujib lepas dari pengawasan dan kabur dari rumah. Evin mengaku tidak bisa mengawasinya karena berada di rumah sakit menjaga anaknya yang dirawat inap.

“Saya kan gak di rumah, anak saya opname di Rumah Sakit 4 hari. Terus saya dikabari bapak saya lari (kabur), di rumah gak ada,” ujarnya.

Mujib berhasil ditemukan oleh keluarga di desa Kedungmacan, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang. Setelah itu, disebut Evin, pihak keluarga yakni saudaranya Mujib merantai kakinya Mujib di rumah bagian belakang dengan alasan agar tidak kabur.

“(Dipasung) 4 hari, pas anak saya di rumah sakit,” ujarnya.

Evin menyatakan, sebelum pemasungan terjadi, ia sempat menghubungi salah satu pengobatan yang ada di daerah Lamongan. Pengobatan itu katanya gratis. Namun, ketika dihubungi, ternyata bertarif.

“Tapi kalau dibuat konten, pengobatannya tidak bayar,” ucapnya.

Pihak keluarga terpaksa menyetujui meski Mujib harus dibuat konten, alasannya keluarga tidak ada biaya berobat. Namun, hingga saat ini, pengobatan dari Lamongan itu tidak kunjung datang ke tempatnya.

Kondisi memprihatinkan yang dialami Mujib itu membuat Joko Fattah Rochim prihatin. Warga Desa Pulo Lor, Kecamatan Jombang ini pun mendatangi rumah Mujib.

Selain untuk bersilaturahmi, Fattah datang untuk memberikan bantuan yang berisi mi instan, goreng hingga beras kepada Mujib untuk dipakai kebutuhan sehari-hari.

“Kami merasa prihatin akan kondisi Pak Mujib, dan keluarganya minim perhatian pemerintah. Makanya kami berinisiatif memberi bantuan,” ujar Fattah usai memberi bantuan kepada keluarga Mujib.

Selain membantu sembako, Fattah berusaha membantu biaya perawatan Mujib di RSUD Jombang. Betapa tidak, dia tak tega melihat video Mujib yang dipasung beredar di media sosial.

“Saya kasihan ya. Katanya selama dipasung tidak ada pengobatan atau perawatan. Dari pemerintah desa juga tidak pernah. Ini kan sangat memperhatikan,” kata pria berambut pirang ini.

Mujib kini telah dibawa ke RSUD Jombang sejak Kamis (29/9/2022) untuk menjalani perawatan . “Pak Mujibnya masih dirawat di rumah sakit. Kami sangat prihatin banget, masak pemerintah tidak hadir. Kan jadi tanda tanya,” tandasnya.