Wartawan di Jombang yang Diintimidasi dan Kamera Dirampas Resmi Lapor Polisi

, Jurnal Jatim – Wartawan yang mendapatkan intimidasi dan perampasan alat kerja saat meliput piala Bupati Cup 2022 di GOR Merdeka, Jombang, resmi melaporkannya ke setempat, Rabu siang (31/8/2022).

Wartawan stringer TV One, Muhammad Fajar Eljundy yang menjadi korban intimidasi dan perampasan tersebut melaporkannya ke SPKT Polres Jombang, Rabu sore (31/8/2022).

Puluhan wartawan dari PWI Jombang turut mengantar pelaporan tersebut. Setelah dari SPKT, Fajar dimintai keterangan Satreskrim Polres Jombang.

Termasuk Faiz, salah satu yang melihat langsung kejadian itu. Saat kejadian, Faiz sedang bersama fajar.

Setelah melapor, Fajar menunjukkan tanda bukti laporan . Laporan itu bernomor LP/B/165/VIII/2022/SPKT/POLRES JOMBANG/POLDA JAWA TIMUR.

Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat mengatakan pihaknya sudah mendapatkan laporan dari Kasatreskrim terkait insiden perampasan, perusakan data dan perbuatan tidak menyenangkan pada wartawan itu.

“Sudah kita terima laporannya, dan nanti akan segera kita tindaklanjuti pemeriksaan terhadap korban maupun saksi di lapangan,” katanya, Rabu malam (31/8/2022).

Kasus dugaan intimidasi dan perampasan alat kerja wartawan, polisi menyangkakan pasal 407 KUHP tentang perusakan ringan. Selain itu, polisi juga mendalami terkait UU Kebebasan Pers.

“Mengenai terduga pelaku akan kami konfirmasi berdasarkan keterangan saksi. Untuk konstruksi hukumnya masih kami dalami,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, intimidasi hingga perampasan menimpa seorang wartawan saat peliputan berita. Stringer TV One, Muhammad Fajar Eljundi kameranya disita dan dipiting oknum guru untuk menghadap Kepala SMK Dwija Bhakti.

Fajar menuturkan kejadian menimpanya saat dirinya bersama Faiz wartawan media datang ke GOR Merdeka Jombang sekitar jam 12.00 WIB untuk melakukan peliputan pertandingan bola voli babak semi-final antara SMK Dwija Bhakti (DB) melawan SMKN 3 Jombang.

Dalam pertandingan pertandingan bola voli piala Bupati Cup itu dimenangkan SMKN 3 dengan skor 3-2. Namun, usai pertandingan terjadi kericuhan antar kedua tim.

“Sekitar jam 12.00 WIB saya bersama Faiz ke sana mau liputan pertandingan voli yang kondisinya saat itu ramai, saya mendengar kericuhan,” kata Fajar di sekretariat PWI Jombang, Rabu (31/8/2022) siang.

Kondisi sudah reda, ia sempat mengambil gambar sekitar 15 detik. Rencana masuk ke dalam GOR tidak bisa. Lantas mengambil gambar lagi. Namun, tak lama berselang terjadi perampasan yang dilakukan oknum Guru.

Fajar sempat meminta kembali kameranya, tapi dipegang erat oleh oknum guru tersebut.

“Aku bilang, pak saya dari media, ya saya paham mas, saya juga dari pihak guru di sini. Kita masuk saja jumpa dengan Kepala sekolah,” tutur fajar menjelaskan komunikasi dengan oknum guru perampas kamera.

Pria yang merampas kameranya itu, disebut Fajar, salah satu guru SMK Dwija Bakti. Meski saat itu Fajar sempat bilang dirinya adalah wartawan yang melakukan peliputan, namun tak dihiraukan dan kameranya disita.

“Kamera saya dirampas, saya minta gak boleh. Saya saat itu sudah bilang dari media, tapi dia tetap ngeyel,” kata wartawan televisi tersebut.

Sembari menyita kamera, kata Fajar, guru itu meminta agar tidak melakukan peliputan dengan alasan merusak citra sekolah mereka. Padahal, acara itu terbuka untuk umum.

“Orangnya bilang jaga kondusifitas, merusak citra nama sekolah,” ujarnya.

Fajar dan oknum guru itu berdebat di pintu gerbang. Fajar lalu dipiting dengan tangan kiri oleh guru tersebut dan dibawa masuk ke dalam GOR untuk bertemu kepala sekolah.

“Ayo mas, enaknya kita selesaikan di dalam aja. Di dalam ada kepala sekolah,” kata Fajar menceritakan.

Fajar pun bertemu dengan kepala sekolah. Fajar bersikukuh tetap meminta kameranya dikembalikan. Handycam pun diserahkan kepada Kepala Sekolah yang duduk di kursi.

Di lokasi itu, kata Fajar, juga ada Jombang beserta sejumlah anggota. Fajar lalu diminta untuk menghapus semua rekaman hasil peliputannya.

“Kamera dikasihkan lalu saya hapus video, disaksikan banyak orang, termasuk ada polisi juga. Saya juga difoto dan diminta identitas,” katanya.

Setelah aksi itu, Fajar yang merasa dirinya terancam, meminta tolong kepada Kapolsek Jombang AKP Soesilo untuk mengantarkan dirinya keluar dari lokasi.

Fajar menambahkan, akibat insiden tersebut, rekaman video peliputannya hilang. Selain itu tutup baterai handycam miliknya juga rusak.

Setelah kejadian itu, disebut Faiz, sejumlah wartawan datang ke lokasi dan berupaya mengonfirmasi kepala sekolah. Namun, kata Faiz, pihak sekolah menolaknya.

“Yang bersangkutan (kepala sekolah) gak mau dikonfirmasi,” kata Faiz.

Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.