Nganjuk, Jurnal Jatim – Pameran Temporer Museum Anjuk Ladang bertemakan Jejak Sejarah Era Kolonial di Jawa Timur digelar di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur mulai Jumat (5/8/2022) hingga Minggu (7/8/2022) besok.
Pameran yang diikuti lima belas peserta itu menyuguhkan berbagai macam peninggalan sejarah yang mampu mengulik balik cerita masa lalu era kolonial di Jawa Timur.
Dari 15 peserta itu empat di antaranya luar Kabupaten Nganjuk. Antara lain Museum Daerah Kabupaten Tulungagung, Museum Mpu Tantular Buduran Sidoarjo, Museum Airlangga Kota Kediri dan Museum 10 Nopember Surabaya.
Sedangkan, peserta pameran dari Kabupaten Nganjuk terdiri dari MGMP IPS SMP, MGMP Sejarah SMK, MGMP Sejarah MA, KOTASEJUK (Komunitas Pecinta Sejarah Kabupaten Nganjuk).
Kemudian Komunitas Babad Anjuk Ladang, Kosti Nganjuk, Mbah Cokro, Museum Atas Angin, Museum Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Nganjuk dan Museum Dr. Soetomo Nganjuk.
Plt Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi menyampaikan pentingnya sejarah bagi generasi muda di Nganjuk Melalui pameran museum, generasi muda dapat belajar tentang sejarah dimasa lalu yang bisa digunakan sebagai bekal di masa saat ini dan akan datang.
“Jasmerah! Jangan melupakan sejarah. Kita berharap museum tidak hanya sekedar pameran yang dikunjungi. Namun juga sebagai media pembelajaran murid-murid PAUD, TK/RA, SD, SMP dan SMA di Nganjuk,” kata Marhaen saat pembukaan pameran kontemporer, Jumat (5/8/2022).
Marhaen menjelaskan perlunya inovasi dan kreasi untuk menarik minat pengunjung Museum Anjuk Ladang. Sejarah diejawantahkan dengan kekinian dan menarik. “Namun tidak mengurangi orisinil sejarahnya,” ujarnya.
Marhaen juga mengajak semua pihak untuk bersama-sama saling menumbuhkan rasa cinta terhadap sejarah. Guna melestarikan dan memperkenalkan sejarah pada generasi penerus.
“Pentingnya membangun sebuah kolaborasi, pemberdayaan dan pengakuan. Sejarah harus diturunkan kepada anak cucu kita, termasuk para siswa pelajar di Nganjuk,” katanya.
Plt Bupati Nganjuk tersebut juga mengajak masyarakat Nganjuk juga melestarikan seni dan budaya lokal di antaranya ketoprak, ludruk dan wayang timplong khas Nganjuk.
Sementara itu, Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Nganjuk Gunawan Widagdo menyatakan Pameran Temporer Museum Anjuk Ladang sebagai upaya meningkatkan minat masyarakat mengunjungi museum.
“Melestarikan dan mempublikasikan benda-benda museum kepada khalayak pengunjung atau masyarakat,” ujarnya.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.