Jombang, Jurnal Jatim – Pertandingan sepak Bola Liga Santri PSSI antara Tim Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Melawan Tim Pesantren Darul Ulum Rejoso, Peterongan di Stadion Merdeka Jombang, Jawa Timur terpaksa dihentikan, Minggu pagi (3/7/2022).
Pertandingan sepakbola memperebutkan piala KASAD tersebut dihentikan pada babak kedua waktu kurang tujuh menit lantaran terjadi kericuhan di lapangan sepakbola.
Awalnya, pertandingan sepak bola 8 besar Liga Santri PSSI itu berlangsung meriah. Ada seribuan penonton maupun suporter dari kedua tim hadir menyaksikan langsung. Para Suporter dari kedua tim saling memberikan dukungan kepada para pemain.
Selama pertandingan, curi bola antar pemain memanaskan para penonton. Babak pertama, tim sepakbola bola dari Ponpes Bahrul Ulum berhasil membobol gawang Ponpes Darul Ulum dengan kedudukan skor 2-0.
Ketika babak kedua dimulai, situasi tambah memanas. Pelanggaran kedua tim seringkali terjadi. Tak jarang wasit mengeluarkan kartu kuning. Lantaran semakin memanas, hingga terjadi kericuhan yang dilakukan suporter.
Kericuhan itu di lapangan pertandingan. Pihak panitia pertandingan pun memutuskan menghentikan pertandingan yang saat itu skor 4-1 untuk Bahrul Ulum Tambakberas.
Panitia pertandingan Liga Santri PSSI Piala KASAD di Jombang, Basuki mengatakan tidak mengetahui secara pasti awal mula insiden kericuhan itu terjadi. Ia mengaku saat itu sedang mengamankan di sektor timur.
“Kalau kejadiannya saya gak melihat, saya mengamankan sektor Timur, ada keributan langsung spontan mlayu (lari). Saya hanya mengamankan di Timur saja,” ujarnya kepada wartawan di lokasi.
Laga sepakbola itu, disebut Basuki terpaksa dihentikan karena terjadi keributan suporter di lapangan. “Secara waktu (pertandingan) belum selesai kurang 7 menit,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu pengasuh Pesantren Darul Ulum Rejoso, Peterongan KH Muhammad Zulhilmi As’ad juga mengaku belum mengetahui secara pasti penyebab kericuhan suporter itu. Dia menduga karena kesalahpahaman disaat pertandingan berlangsung memanas.
“Suasana panas, Ingin menang, ingin gol gol gitu. Tapi di menit-menit babak kedua hampir selesai tadi ada kesalahpahaman. Sehingga terjadi kericuhan,” kata Gus Edo panggilan akrabnya di lokasi pertandingan.
Gus Edo kembali menegaskan dirinya kurang mengetahui secara pasti insiden itu terjadi. Ia bilang, mungkin ada suporter fanatik yang terlalu mengharapkan bisa menyamakan kedudukan.
“Tapi karena ada pelanggaran mungkin di tengah lapangan kemudian tidak direspon dengan cepat oleh wasit, mungkin seperti itu, jadi agak emosi. Saya gak tau secara pastinya, mungkin anak-anak panasnya seperti itu,” ujar dia.
Dikabarkan dalam kericuhan itu adalah salah satu suporter yang luka dan dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan. Gus Edo belum mengetahui secara pasti penyebabnya.
“Ya, dengar-dengar ada yang (dibawa) ke RS satu (orang), gak tau knp, mungkin jatuh atau gimana gitu,” ujarnya.
Dari kejadian itu, pihaknya berharap agar menjadikan sebuah pelajaran terhadap antar pengurus tim kesebelasan dan panitia dalam pertandingan Liga Santri PSSI Piala KSAD di Kabupaten Jombang.
“Saya harap (ke depan) lebih baik, wasitnya yang adil, suporter bisa dikendalikan mungkin seperti itulah,” tandasnya.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.