Kediri, Jurnal Jatim – Istri Wali Kota Kediri Jawa Timur, Ferry Silviana Abu Bakar berharap lembaga pendidikan memberikan pendidikan seksual kepada anak didik agar tidak menjadi korban kejahatan seksual.
Ia menyampaikan itu saat hadir mendukung dan menandatangani deklarasi madrasah ramah anak di MTsN 3 Kota Kediri, Senin lalu (25/7/2022).
Menurut dirinya, akhir-akhir ini Kota Kediri diterpa berita tidak mengenakkan, disela-sela Kota Kediri yang telah dinobatkan sebagai Kota Layak Anak. Berita itu adalah oknum guru sekolah dasar berinisial IM (58) yang diduga mencabuli 7 muridnya di sekolah.
Hal itu menjadi sebuah ironi dan pekerjaan rumah yang sangat besar untuk semua pihak. Pembangunan fisik sebagus apapun tidak akan pernah ada artinya bila tidak diikuti dengan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Saya sungguh berharap kasus-kasus seperti itu tidak ada lagi di sekolah, khususnya di wilayah kita. Jauhkan kota kita dari hal-hal tidak baik seperti itu,” kata perempuan yang akrab disapa Bunda Fey ini.
Ketua TP PKK Kota Kediri itu menjelaskan, jika terjadi kasus kejahatan seksual, harus bisa menempatkan diri sesuai dengan jalur yang semestinya. Tidak dibenarkan melindungi pelaku atas dasar apapun.
Ia berharap semua anak-anak mengenal pendidikan seksual. Seharusnya pendidikan seksual itu diselipkan dalam kurikulum sekolah sesuai dengan levelnya. Bahkan anak-anak yang masih duduk di bangku TK juga harus diajarkan.
“Pesan saya kepada Dinas Pendidikan di Kota Kediri, mudah-mudahan bisa segera diimplementasi ada semacam muatan lokal untuk bisa disisipkan dalam sekolah tanpa terkecuali yaitu SMP, MTs, TK, SD di Kota Kediri bisa disisipkan pendidikan seksual,” katanya.
“Itu saya rasa penting untuk menjadi materi anak-anak kita semua. Mudah-mudahan bisa segera terealisasi,” Fey melanjutkan.
Ia menambahkan deklarasi madrasah ramah anak itu bisa menjadi amal baik untuk MTsN 3 Kota Kediri dalam menciptakan lingkungan sekolah yang benar, aman dan nyaman untuk semua penghuni sekolah.
Diketahui, dugaan pencabulan guru terhadap muridnya terjadi di sekolah dasar negeri di Kota Kediri. Korban berjumlah 7 orang anak di bawah umur.
Belakangan, kasus oknum guru SD Negeri itu berakhir damai. Pasalnya pihak keluarga korban disebut tidak ingin melaporkan oknum guru berinisial IM (57) itu ke pihak kepolisian demi masa depan anak korban.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.