Keren! Suryanto Jombang Sukses Olah Pelepah Pisang Jadi Songkok

, Jurnal Jatim – Di tangan Suryanto, pria asal Jombang, Jawa Timur, pelepah pohon pisang bisa menghasilkan kerajinan dengan nilai ekonomi tinggi, mulai dari songkok, tas, blangkon, hingga tas .

berusia 42 tahun asal dusun Bebekan, Desa Tapen, Kudu, Jombang itu menuturkan, sudah empat tahun terakhir ia membuat kerajinan dari bahan pelepah pisang bersama istrinya Ida Masfhiah.

“Sejak 2018 lalu mulai membuat kerajinan seperti ini,” kata Suryanto ditemui wartawan di rumahnya Gerai Omah Debog Surya, Senin (4/4/2022).

Suryanto merupakan setempat. Ia melakoni usaha kecil menengah (UKM) atau usaha rumahan tersebut sebagai sampingan sekaligus menambah penghasilan keluarga.

Ia mengatakan, ada dua jenis pelepah pisang yang ia pilih untuk dijadikan bahan. Pertama mengunakan pelepah pisang kering di pohon dan kedua mengunakan pelepah yang kering di jemur.

“Untuk jenis pelepah pisangnya, saya memilih jenis pelepah pisang susu dan pisang raja. Sebab motif serta coraknya bagus dan seratnya kuat, kalau dibuat pilinan tidak gampang putus,” kata Suryanto.

Bahan dari pohon pisang atau yang ia sebut gedebog itu diolah secara manual menjadi berbagai macam kerajinan . Di antaranya songkok, blangkon, kotak tisu, keranjang air mineral, tas ponsel, celengan, vas bunga, sarung korek, gantung kunci dan pernak pernik lainnya.

Proses pembuatan membutuhkan beberapa waktu. Untuk menyelesaikan 2 songkok bisa hanya dalam waktu satu hari. Namun berbeda dengan pekerjaan 1 blangkon membutuhkan waktu 1 hari.

“Tingkat kesulitan dalam membuat blangkon itu membentuk pola dan menyatukan motifnya. Jadi tidak bisa langsung jadi seketika,” kata dia.

Selain , ia menyebut butuh telaten dan sabar agar hasilnya bisa bagus maksimal. Setelah kerajian tangan itu jadi, kemudian dipasarkan melalui di sejumlah media sosial.

Menurut Suryanto, hasil kerajinannya banyak peminat. Pembeli tidak hanya dari Jombang saja, tetapi dari berbagai daerah di Indonesia. Di antaranya , Bojonegoro, , Pasuruan, Madura, Tuban, Blitar, Nganjuk, Madiun, Semarang, Jawa Barat hingga ibu kota Jakarta.

“Pemasarannya kan melalui online. Harganya bervariasi, terkecil Rp15 ribu sampai Rp600 ribu. Untuk harga songkok Rp65 ribu sampai Rp90 ribu. Sedangkan harga blangkon saya jual Rp160 ribu sampai kisaran Rp230 ribu,” ujarnya.

Suryanto berharap usaha yang selama ini ia lakoni nantinya dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Selain itu, diharapkan pemerintah memberikan dukungan dalam pemasaran serta permodalan agar tetap bisa terus berkembang.

Dapatkan update berita menarik lainnya hanya di Jurnaljatim.com,j angan lupa follow jurnaljatim.com di Google News.