Jombang, Jurnal Jatim – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Jombang, Jawa Timur sejak awal 2022 meningkat seiring dengan naiknya kasus COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir.
“Ya, selain COVID-19, sekarang ini ada ancaman Demam Berdarah Dengue atau DBD,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, drg Budi Nugroho, Selasa (8/2/2022).
Musim hujan memang menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus DBD di Jombang. Pasalnya, nyamuk pembawa penyakit DBD lebih cepat berkembang biak dengan banyaknya genangan air.
Dinas Kesehatan Jombang mencatat mulai Januari hingga 7 Februari 2022 sudah ada 30 warga yang terjangkit DBD, bahkan peningkatannya cukup drastis jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada Januari hingga Februari 2021, tercatat ada 14 orang yang terkena DBD. Kemudian pada November – Desember 2021, terdapat enam kasus DBD. Secara kumulatif di tahun 2021, jumlah kasus DBD sebanyak 68 orang dan dua orang di antaranya meninggal dunia.
“DBD saat ini memang cukup banyak. Puncaknya biasanya itu Januari, Februari, hingga Maret disaat curah hujan sedang tinggi,” kata Budi Nugroho.
Meski terjadi lonjakan kasus DBD, tetapi sepanjang Januari hingga 7 Februari 2022, belum menerima laporan pasien yang meninggal dunia. Kendati begitu, Budi meminta masyarakat untuk terus mewaspadainya.
Meningkatnya angka kasus penyebaran DBD itu seiring dengan kasus COVID-19 yang mulai merangkak naik sejak awal 2022. Hingga 7 Februari terdapat 90 kasus COVID-19. Jumlah kasus itu naik drastis dibanding pekan sebelumnya yang awalnya 7 kasus, lalu perlahan naik 40 kasus.
Budi menyebut, ada 45 orang pasien menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit. Swab PCR Puluhan orang pasien tersebut telah dikirim ke Laboratorium Unair Surabaya.
Budi mengatakan, untuk mencegah penyebaran DBD, masyarakata harus selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, mulai membersihkan air yang tergenang, menutup atau mengubur barang yang bisa dijadikan tempat nyamuk berkembang biak dan lainnya.
Masyarakat juga diharapkan melakukan pengecekan secara berkala agar tidak ada air yang menggenang baik itu di dalam atau sekitar rumah. Sebab, nyamuk berkembang biak di banyak tempat dan jentiknya hidup menjadi nyamuk hanya dalam hitungan hari.
Selain itu, Budi juga meminta kepada masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan (Prokes) secara ketat guna mengantisipasi penularan COVID-19. Yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan serta mengurangi mobilitas.
Dapatkan update berita menarik lainnya hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow jurnaljatim.com di Google News.
Editor: Azriel