Disperindag Jombang “Pasrah” Sikapi Perajin Tahu Mogok Produksi

Jombang, Jurnal JatimPara di Jombang, melakukan mogok produksi akibat mahal. Dinas perindustrian dan perdagangan (Disperindag) setempat pun tak bisa berbuat banyak alias pasrah atas kondisi tersebut.

Alasannya, naiknya harga kedelai adalah isu nasional dan dialami oleh berbagai daerah lain. Untuk harga kedelai di Jombang saat ini tembus lebih dari Rp11.000 per kilogram.

“Pada Rabu (23/2/2022) nanti, kami akan memberikan pemahaman, jadi (kenaikan harga) ini nasional,” kata Kepala Disperindag Kabupaten Jombang, Hari Oetomo kepada sejumlah wartawan di Alun-alun Jombang, Senin (21/2/2022).

Hari menyebut, kebanyakan kedelai yang dikonsumsi oleh masyarakat adalah kedelai . Nah, untuk kedelai impor saat ini harganya terus meroket.

“Saat ini harganya (kedelai impor) di negara asal itu tinggi sehingga itu berakibat pada seluruh nasional. (Imbasnya) harga kedelai impor maupun lokal naik,” ucapnya.

Dikatakan Hari, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur sudah melakukan sosialisasi dan penekanan kabupaten kota yang intinya memberikan pengertian, pemahaman kepada masyarakat terutama tahu dan tempe agar bisa memaklumi karena kondisi itu terjadi secara nasional dengan estimasi Juni-Juli normal kembali.

“Kemarin sudah dilakukan sosialisasi intinya kita memberi edukasi, pemahaman bahwa itu memang gak ada kesalahan dari kita, kondisinya nasional,” katanya.

“Bapak ibu semua perajin untuk maklum dan memang ini kondisinya bukan dari internal, tapi karena kondisi harga dari intenasional, karena stok, dan masyarakat menggunakan kedelai impor,” sambungnya.

Hari pun menyarankan para perajin tahu dan tempe menyiasati kemasan produksi dengan harga yang lebih murah, mengurangi kualitas atau bentuk diperkecil sehingga di masyarakat lebih terjangkau.

Hari juga memastikan bahwa stok kedelai di suplier relatif aman. Di Jombang sendiri, kata dia, ada dua suplier besar. Namun, diakuinya ketersediaan kedelai lokal di suplier itu tak bisa memenuhi kebutuhan perajin tahu.

“Penyuplai (kedelai) di Jombang ada dua yang besar. Sejauh ini masih relatif aman, tepi perajin memang (kedelai) impor, dan kedelai lokal tidak mencukupi,” tambah Kepala Bidang Pengembangan dan Distribusi , Wiko Birawa Filipe Dias Quintas.

Puluhan perajin tahu di Jombang mogok produksi mulai Minggu (20/2/2022) hingga beberapa hari ke depan menyikapi mahalnya harga kedelai yang membuat usaha mereka kian terpuruk.

Dalam surat edaran Paguyuban Komunitas Tahu Jombang yang beredar di Whatsapp, aksi mogok produksi mulai 21 hingga 23 Februari 2022. Dan mulai berjualan, Kamis 24 Februari 2022.

“Kita melakukan aksi mogok produksi, kita ini tidak tahu harus mengadu kemana, jadi kita berhenti sementara produksi gitu. Kira-kira tiga sampai empat hari,” kata Ketua Paguyuban Perajin Tahu Jombang, Imam Subekhi kepada wartawan di Mayangan Kecamatan Jogoroto, Minggu (20/2/2022).

Ia mengatakan, harga kedelai akhir 2021 lalu masih Rp9000 per kilogram dan sekarang tembus Rp11.300 per kilogram.

“Kalau potongan (tahu irisan) ini kan masih harga jual lama, belum harga jual penyesuaian. Lah kalau kita menyesuaikan harga sekarang, kita itu masih belum bisa, dikhawatirkan gak laku, kalau harganya tetap kita merugi tiap hari,” ujarnya.

Dapatkan update berita menarik lainnya hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow jurnaljatim.com di Google News.