Jombang, Jurnal Jatim – Di Kabupaten Jombang, Jawa Timur capaian vaksinasi lansia saat ini masih minim dan belum menyentuh target minimal 60 persen dari jumlah sasaran vaksinasi. Meski berbagai upaya sudah dilakukan petugas, namun hasilnya masih belum optimal.
Vaksinasi untuk lansia diakui sejumlah pihak cukup menyulitkan. Terutama lansia yang tinggal di wilayah pelosok atau wilayah pegunungan. Tidak sedikit dari mereka belum bersedia untuk divaksinasi karena berbagai alasan. Di antaranya ada yang merasa dirinya sehat sehingga tidak perlu divaksin COVID-19.
Kepala Puskesmas Wonosalam, Jombang, Ivan Ubaidillah mengatakan vaksinasi lansia sedikit menyulitkan dibandingkan dengan pelaksanaan vaksinasi untuk orang dewasa dan remaja.
Dalam satu bulan terakhir, petugas kesehatan dari Puskesmas Wonosalam didampingi aparat TNI dan Polri berkeliling dari rumah ke rumah warga yang tinggal di wilayah pegunungan.
Pengalaman yang seringkali dialami Ivan bersama petugas kesehatan lainnya saat berkeliling, yakni mendapati warga menutup rumah saat didatangi petugas.
“Ketika kami datang ada yang rumahnya ditutup. Ada yang mau ketemu tapi dibujuk agar ikut vaksin, tidak mau. Dibujuk gak mau, dibonceng juga gak mau. Itu kendala-kendala yang kami alami,” kata Ivan, Rabu (27/10/2021).
Meski petugas sudah memberikan pemahaman, membujuk bahkan hingga memfasilitasi keberangkatan ke lokasi penyuntikan vaksin, banyak lansia yang masih enggan mengikuti vaksinasi.
Pemahaman tidak perlu vaksin serta ketakutan terhadap efek setelah disuntik vaksin membuat petugas kesulitan mengajak lansia untuk melaksanakan vaksinasi.
“Kemarin kita mencoba menjemput. Ada lansia yang dijemput petugas bersama Babinkamtibmas dan Babinsa, itu juga gak mau,” ujar Kepala Puskesmas asal Kecamatan Mojowarno tersebut.
Ada dua faktor utama penyebab belum optimalnya pelaksanaan vaksinasi di wilayah tugasnya untuk warga yang berusia 60 tahun ke atas.
Dikatakan Ivan, banyak lansia menolak mengikuti vaksinasi karena merasa sehat dan tidak memerlukan vaksin.
Para lansia mengaku tidak memerlukan suntikan vaksin karena hanya berada di rumah saja dan tidak akan kemana-mana. Selain itu, banyak lansia yang menolak ikut vaksinasi karena takut efek samping setelah mendapat suntikan dosis vaksin.
“Jadi, faktor utamanya karena persepsi tentang vaksin, mereka merasa belum butuh vaksin. Lalu (faktor) yang kedua, ketakutan terhadap efek vaksin,” kata dia.
Lebih lanjut Ivan mengatakan, kendala lain yang dihadapi petugas kesehatan saat berkeliling dari rumah ke rumah lansia, yakni medan dan jarak antar rumah. Topografi Wonosalam berbeda dengan wilayah lainnya, dimana 9 desa di wilayah kerja Puskesmas Wonosalam berada di kawasan pegunungan.
“Di wilayah Wonosalam itu jarak antar rumah cukup jauh karena kawasan pegunungan. Jadi kalau kami berkeliling dapatnya ya tetap terbatas, tidak bisa banyak,” tuturnya.
Agat pelaksanaan vaksinasi tetap bisa maksimal, Puskesmas Wonosalam membuka layanan penyuntikan vaksin hingga ke desa-desa. Lokasi penyuntikan vaksin dibuka di Polindes, Puskesmas pembantu maupun Posyandu di masing-masing desa.
Selain itu, petugas kesehatan didamping aparat TNI dan Polri juga berkeliling mendatangi lansia dari rumah ke rumah.
Meski menghadapi berbagai kendala itu, Ivan optimis target vaksinasi di wilayah Puskesmas Wonosalam akan segera bisa dituntaskan, yakni dengan mendekatkan tempat layanan vaksinasi ke tempat terdekat dari rumah warga.
Jumlah sasaran vaksinasi di wilayah kerja Puskesmas Wonosalam, tercatat sebanyak 25.930 orang. Dari jumlah itu, sasaran untuk lansia sebanyak 3.267 orang.
Saat ini, jumlah sasaran yang sudah mendapatkan suntikan vaksin dosis 1 sebanyak 17.273 orang atau sebesar 66,4 persen. Sedangkan untuk lansia dari 9 desa di wilayah kerja Puskesmas Wonosalam, jumlah yang sudah divaksinasi sebanyak 1.339 atau 41 persen.
Dapatkan update berita menarik lainnya hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow Jurnaljatim.com di Google News.
Editor: Hafid