Inilah Temuan 10 Hari Ekskavasi Situs Petirtaan Sumberbeji Jombang

Jombang, Jurnal Jatim , Desa Kesamben, Ngoro, , Jawa Timur, tahap keempat selama 10 hari menemukan pangkal saluran air masuk ke petirtaan.

Kabid Cagar Budaya dan Sejarah, Kebudayaan dan Jawa Timur, Dwi Suprayitno, mengatakan pihalnya sudah melihat hasilnya bahwa di ujung barat terdapat titik mata air, kemudian di sisi timur ada saluran buang

“Sudah ketemu dan pada saat di ujung itu kita berhenti karena di luar lahan milik masyarakat,” ujar Dwi Suprayitno, Sabtu (28/8/2021).

Penggalian saluran air masuk petirtaan yang berbahan struktur bata yang diduga peninggalan kerajaan Majapahit hanya sepanjang 14 meter atau beberapa meter dari pangkal saluran yang sudah terbuka.

“Kita ketahui air itu mengalir dengan lubang , sehingga ekskavasi di bagian barat kita hentikan, karena dikhawatirkan tanah di atasnya akan ambruk dan menutupi lubang air masuk,” tambah Arkeolog Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Wicaksono Dwi Nugroho.

Sumber air itu diduga berasal dari mata air artesis atau juga bisa sungai bawah tanah yang lokasinya di barat tak jauh dari pangkal petirtaan saluran masuk ke petirtaan Sumberbeji.

Wicak mengungkapkan, untuk jalur saluran buang sudah terbuka sepanjang 14 meter dengan orientasi membelok ke timur hingga ke tanah desa setempat.

“Di sebelah timur kita menelusuri jalur saluran air buang dan tanah terakhir dari tanah desa. Dan di sana masih berlanjut ke arah timur menuju tanah milik penduduk. Sementara ini kita hentikan di sepanjang 14,5 meter,” kata Wicak.

Kedepan, kata Wicak, kalau misalnya dilakukan pembebasan (tanah), akan dilanjutkan sampai titik pembuangan air dari Sumberbeji hingga diketahui juga lubang kontrol yang ada di sisi timur itu.

Lebih lanjut Wicak mengatakan, dimensi petirtaan Sumberbeji pada kolamnya memiliki ukuran 20×17 meter dengan saluran air masuk sepanjang 14 meter dengan kedalaman 2 meter.

Kemudian bagian kotaknya lebar 20 meter dengan panjang ke barat dan timur 17 meter yang dilanjutkan saluran in autlet atau saluran buang yang ada di sisi utara kemudian berbelok ke arah timur.

“Petirtaan sendiri ini bagian tengah memiliki bangunan batur yang kita duga di bagian tengah itu ada menara-menara yang sesuai konsep Samudramantana yakni perwujudan gunung meru yang dikelilingi oleh samudra,” katanya.

Hal itu, kata dia, dibuktikan dengan adanya temuan dimana konsep Samudramantana juga erat kaitannya dengan cerita garuda sebagai air suci atau amerta.

Setelah selama sepuluh hari melakukan ekskavasi sejak 19 Agustus lalu, Wicak menegaskan ekskavasi situs Petirtaan Sumberbeji di tahun 2021 dinyatakan selesai.

Selanjutnya, akan membuat zonasi dan master plan yang konsepnya adalah tentang akses perlindungan. Pada tahap pemugaran akan dilakukan secara bersamaan dengan akses pemanfaatan petirtaan. Sebab, jika menunggu sampai perlindungan selesai, maka masyarakat akan menunggu-nungu.

“Jadi petirtaan Sumberbeji kita coba konsep berjalan antara aspek perlindungan dengan pemanfaatan. Sehingga kita harapkan nanti petirtaan Sumberbeji bisa bermanfaat yang sebesar-besarnya untuk masyarakat,” katanya.

 

Editor: Hafid