Gus Latif Bahrul Ulum: Vaksin AstraZeneca Tidak Mengandung Zat Najis

Jombang, Jurnal – Ribuan tokoh di Kabupaten Jombang, Jawa Timur mengikuti vaksinasi AstraZeneca secara massal di 21 Kecamatan yang dipantau Jokowi lewat virtual dari Pendopo Kabupaten setempat, Senin (22/3/2021) sore.

Salah satu peserta vaksinasi di Pendapa Kabupaten adalah Agus H Abdul Latif Malik, pengasuh pesantren Al Muhajirin 3, Bahrul Ulum, , Jombang.

Sebelum disuntik , Gus Latif biasa disapa, mengikuti alur vaksinasi, mulai dari meja satu hingga meja empat tahap penyuntikan. Gus Latif pun mengaku tak khawatir dengan suntik vaksin pencegah virus corona tersebut.

“Alhamdulillah ndak apa2. Sedikit njarem pas lokasi suntik saja,” kata Gus Latif melalui usai disuntik vaksin.

Tekait dengan vaksin AstraZeneca yang masih menjadi perdebatan, kiai muda ini pun menyampaikan hasil keputusan PWNU Jawa Timur tentang hukum vaksinasi yang di dalamnya terdapat lima butir alasan.

Di antaranya adalah jenis vaksin yang telah direkomendasikan oleh menteri kesehatan Republik Indonesia adalah suci, sebab pada produk akhir tidak terdapat kandungan unsur najis sama sekali, sebagaimana AstraZeneca, Sinovac dan lain-lain.

“Saya kira narasi soal vaksinasi COVID-19 sudah dlohir, bahwa adanya kekhawatiran unsur-unsur membahayakan sudah tidak terbukti,” katanya kepada .

“Adapun unsur pembuatan yang diisukan ada zat najisnya disampaikan oleh pihak yang berkompeten (kemenkes) bahwa pada proses akhir sama sekali tidak mengandung zat najis,” lanjut mantan ketua PCI Syiria tersebut.

Lebih lanjut Gus Latif menambahkan, bahwa sementara kondisi menjaga nyawa adalah bagian dari kewajiban agama.

“Dan vaksinasi adalan bagian dari ikhtiyar dimaksud,” ujar alumni Pesantren Al Anwar, Sarang, Kabupaten , Jawa Tengah, ini.

Presiden Jokowi usai memantau vaksinasi menyampaikan dirinya telah bertemu dengan para kiai sepuh dari yang menyampaikan vaksin AstraZeneca bisa digunakan halal dan thoyib.

“Dan ini akan kami dorong agar lebih banyak lagi vaksin yang bisa didistribusikan di Provinsi Jatim kemudian masuk ke Kabupaten/Kota yang ada, agar pelaksanaan vaksinasi bisa lebih dipercepat untuk pondok-pondok pesantren, untuk para kiai, para santri dan kemudian juga untuk petugas dan pelayan publik,” kata Jokowi.

 

Editor: Azriel