TUBAN (Jurnaljatim.com) – Rapid test merupakan metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona. Antibodi itu akan dibentuk oleh tubuh bila ada paparan virus Corona. Sebagai upaya mencegah persebaran COVID-19, Pemerintah kabupaten (Pemkab) Tuban telah menyiapkan anggaran miliaran rupiah untuk membeli alat rapid test tersebut.
Namun, anggaran untuk membeli alat rapid test itu mnedapat sorotan dari wakil rakyat. Reaksi itu muncul lantaran anggaran yang disiapkan mencapai Rp9.096.400.000.
Anggaran yang bersumber dari uang rakyat itu digunakan untuk pembelian sekitar 25 ribu stik alat rapid test. Tapi, hingga saat ini baru ada 6.869 orang yang telah dilakukan rapid test untuk memetakan penyebaran virus corona.
“Anggaran Rp 9.096.400.000 dengan target sasaran rapid test sekitar 25 ribu orang, telah digunakan untuk rapid test dengan sasaran 6.869.orang,” ungkap Tri Astuti Ketua Komisi IV DPRD Tuban.
Ia meminta dari sisa anggaran itu agar sasaran rapid test diperluas lagi. Yakni untuk ibu hamil, pedagang pasar, pengunjung cafe, swalayan, tenaga kesehatan, pegawai pelayanan publik, fasilitas kesehatan, dan pusat kerumunan. Termasuk, untuk pelajar yang akan kembali ke sekolah baik itu santri pondok maupun mahasiswa.
“Kita mengusulkan rapid test masal dan mengimbau agar diperluas sasaran rapid test. Ini semua dimaksud agar persebarannya bisa terdeteksi lebih awal,” jelas Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Tuban tersebut.
Selain biaya rapid test, legislator perempuan asal Kecamatan Plumpang itu juga mendorong pemerintah agar bantuan untuk warga terdampak COVID-19 ditambahkan. Terutama, bagi warga yang tidak tercover dalam bantuan sosial baik dari Kemensos, APBD Provinsi dan daerah maupun dari dana desa.
“Masih banyak warga terdampak lain seperti pekerja seni, pelaku UMKM, pedagang di tempat wisata dan juga kuli untuk diberikan tambahan bantuan,” jelasnya.
Ketua DPC Partai Gerindra Tuban itu berharap agar dinas terkait untuk segera melakukan pendataan warga terdampak Pandemi COVID-19. Hal itu dilakukan agar semua lapisan masyarakat yang terdampak mendapatkan bantuan.
“Kita berharap agar dinas terkait melakukan pendataan warga terdampak ini,” imbuhnya.
Tri Astuti juga meminta masyarakat untuk bersiap menghadapi era kehidupan baru atau new normal. Dan ia berdoa agar Pandemi COVID-19 ini segera berakhir. Kemudian masyarakat bisa kembali beraktivitas seperti biasa atau normal.
“Semoga yang maha kuasa segera mengangkat pandemi ini, semoga kita semua di berikan kesehatan, kekuatan dan kemampuan dalam menghadapi pandemi ini,” jelasnya.
Sebatas diketahui, Pemkab Tuban telah menyiapkan anggaran lebih Rp 240 miliar untuk penanganan atau mencegah COVID-19. Dana tersebut diambilkan dari anggaran tidak terduga dan juga refocusing anggaran.
Anggaran tersebut terbagi menjadi tiga pos penanganan pencegahan COVID-19. Dengan rincian untuk penanganan kesehatan sebesar Rp137.485.286.677, dampak ekonomi Rp43.583.059.802, dan jaring pengaman sosial Rp59.501.169.297.
Editor: Z. Arifin