SURABAYA (Jurnaljatim.com) – Memasuki musim hujan sejak akhir tahun 2019 lalu, sejumlah genangan air atau banjir terjadi di beberapa kabupaten/kota di wilayah Jawa Timur. Namun genangan banjir itu dipastikan tidak disebabkan oleh luberan air dari sungai.
Hal itu ditegaskan oleh Direktur Utama Perum Jasa Tirta (PJT) I, Raymond Valiant Ruritan di Surabaya. “Genangan di wilayah kabupaten atau kota ini tidak bisa dielakkan. Namun daya tampung sungai untuk menerima debit banjir masih mencukupi. Yang ada adalah persoalan memompa dari genangan kota ke sungai. Kita siap dan sejauh ini tidak ada banjir yang disebabkan luberan sungai,” ujar Raymond.
Saat ini, kata dia, untuk debit Sungai Brantas dan Sungai Bengawan Solo dapat dikontrol secara realtime dan online oleh PJT I.
“Data curah hujan ini bisa kita share data langsung. Saat curah hujan tinggi bisa dikabarkan ke BBWS Brantas dan Bengawan Solo, serta dan Pemkab/Pemkot untuk bisa diantisipasi,” jelasnya.
Ia mencontohkan, saat terjadi hujan besar di Surabaya, maka air dari Kali Brantas Mojokerto menuju Kali Surabaya melewati Pintu Air Mlirip dikecilkan. Sistem manejeman penglolaan SDA itu telah diintegrasikan PJT I dalam command center yang berada di kantor pusat PJT I di Kota Malang.
Namun, PJT I juga mengantisipasi potensi debit sungai tinggi di beberapa anak sungai Kali Brantas. Di antaranya Sungai Sadar di Mojokerto dan Sungai Watudakon di Jombang. Untuk wilayah Surabaya, Raymond mengakui sistem drainasenya sudah cukup bagus, sehingga saat curah hujan tinggi genangan bisa cepat surut dalam beberapa jam.
Ditanya mengenai banjir akibat luapan di Kali Lamong yang berada di wilayah Gresik, ia tidak bisa memberikan data.
“Kami tidak kelola Kali Lamong, itu kewenangan BBWS Bengawan Solo. Persoalan Kali Lamong ini karena tidak ada bendungannya. Jadi kalau hujan airnya ngalir aja,” pungkasnya.
Guna mereduksi potensi banjir di Sungai Bengawan Solo, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) juga membangun bendung gerak baru.
“Kami menambahkan pembangunan infrastruktur baru. Masih terus kita kerjakan di Bengawan Solo. Ada Bendung Gerak Karangnongko dan Gondang di Bojonegoro,” jelasnya. (*/Yohanes)
Editor: Hafid