JOMBANG (Jurnaljatim.com) – Ratusan PKL (Pelaku usaha informal) di sejumlah titik lokasi di Jombang kota bersama paguyubannya dikumpulkan oleh Dinas Perindustrian dan perdagangan Pemkab Jombang di Aula Bung Tomo Kantor Pemkab setempat, Rabu (11/1/2019).
Salah satu agenda dalam kegiatan ebrtajuk pembinaan PKL tersebut, yakni rencana Pemkab merelokasi para pedagang ke sejumlah tempat yang disiapkan oleh pemerintah setempat.
Usai membuka acara, Bupati Jombang, Munjidah Wahab menyampaikan bahwa, terkait relokasi pedagang kaki lima (PKL) yang rencananya akan dilaksanakan pada tahun 2020, pihaknya telah mempersiapkan lokasi baru yang akan dipakai untuk “rumah baru” PKL jauh – jauh hari sebelumnya.
“Rencananya, sementara akan kita tempatkan para PKL ini di daerah Diwek, di daerah Tunggorono dan Parimono. Nanti kita akan cari spot-spotnya. Namun yang sudah jelas perencanaannya di daerah Diwek, realisasinya tahun 2020,” kata Mundjidah Wahab.
Bupati menegaskan, wacana relokasi PKL adalah sebagai wujud perhatian pemerintah daerah kepada para PKL. Menurut Mundjidah, pembinaan PKL tersebut bukanlah suatu keinginan, namun suatu kebutuhan.
Menurutnya, acara pembinaan bagi para PKL ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi pemerintah daerah dengan PKL. Selain itu pihaknya mengajak para PKL ikut bersama menjaga ketentraman dan keamanan di Jombang.
“Jadi hari ini kita kumpulkan para PKL dan Paguyuban, ada beberapa paguyuban mulai dari paguyuban PKL di Jalan A.Yani, Jalan Gusdur dan Paguyuban PKL Alun-Alun, kita ingin silaturahim dengan mereka dan kita bina untuk menjaga ketentraman, dan keamanan,” kata orang nomor satu id Jombang ini.
Terpisah, Kepala Disperindag Kabupaten Jombang, Bambang Nurwijanto menuturkan bahwa acara Pembinaan Pedagang Kaki Lima (Pelaku Usaha Informal ), yang digelar oleh pihaknya ini sebagai bentuk perhatian pemerintah daerah untuk warganya. Ia berdalih bahwa Pemerintah daerah punya program kedepan untuk penataan kotanya.
“Kita memberikan informasi kepada PKL bahwa Pemerintah daerah punya program kedepan untuk penataan kotanya, kita sudah mengumpulkan PKL sebagai bentuk perhatian pemerintah daerah untuk warganya. Terkait dengan rencana relokasi ya tentunya penataan kota harus lebih bagus seperti di kota Mojokerto,” kata Bambang Nurwijanto kepada sejumlah wartawan usai acara.
Disinggung tentang adanya PKL yang menolak untuk direlokasi, Bambang berdalih bahwa rencana relokasi adalah masih dalam batas wacana dan merupakan tahap awal.
“Itu kan masih wacana, ini masih tahap awal, masih ada kelanjutannya dan nanti harus kita bicarakan,” kata Bambang.
Sementara, Wawan (35) PKL yang biasa berdagang warung kopi di alun-alun Jombang mengatakan akan menolak upaya pemkab untuk melakukan relokasi terhadap PKL jika lokasi relokasi dinilainya tidak layak.
“Relokasi harus layak, kalau lokasinya tidak layak kita akan menolak, ini bukan hal sepele, ini urusan perut dan tidak bisa dibuat main-main,” katanya.
Editor: Hafid