Gali Informasi, Walikota Kediri & Legislator DPR RI Undang Atlet Senam Artistik

KEDIRI (Jurnaljatim.com) – Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar didampingi Anggota Komisi X DPR RI Abdul Hakim Bafagih mengundang atlet senam artistik Shalfa Avrila Siani dan keluarganya ke Rumah Dinas Walikota Kediri, Minggu (1/12/2019).

Pertemuan itu dilakukan untuk menggali informasi yang sebenarnya agar tidak terjadi lagi polemik berkepanjangan di masyarakat. Yakni polemik pemulangan atlet Sea Games cabang olahraga senam artistik Shalfa Avrila Siani dengan alasan pencoretan ini karena “ketidak perawanan”.

“Saya membaca berita bahwa alasan pencoretan karena (maaf) ketidak perawanan, saya perlu bertanya langsung pada atlet dan ibundanya, apakah benar alasan ini yang dipakai pelatih untuk mencoretnya, karena yang beredar di masyarakat isu-nya seperti itu” kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar.

Dalam sebuah pemberitaan di media, Ayu Kurniawati ibunda sang atlet mengaku pernah mendapatkan telepon dari pelatih bahwa Shalfa Avrila Siani dicoret sebagai atlet Sea Games karena sering pulang malam dan selaput daranya telah robek. Menurut pengakuan sang ibu, Ia telah melakukan tes pemeriksaan di RS Bhayangkara dan mendapatkan hasil selaput dara anaknya masih utuh.

“Maka kami merasa perlu agar KONI atau Kemenpora memfasilitasi pertemuan antara pelatih, orang tua dan pihak terkait lainnya agar bisa mengklarifikasi duduk persoalan yang sebenarnya. Pemkot Kediri akan membantu semaksimal mungkin apapun yang dibutuhkan agar permasalahan ini menjadi terang benderang,” jelas Abdullah Abu Bakar dalam siaran pers, Minggu (1/12/2019).

Anggota Komisi X DPR RI Abdul Hakim Bafagih dalam kesempatan yang sama mengatakan akan mendampingi proses tersebut di Kementerian Pemuda dan Olahraga, yang memang menjadi mitra Komisi X DPR RI.

“Shalfa Avrila Siani masih sangat muda, usianya baru 17 tahun, ia berhak meraih masa depannya. Saya mendengar ia sudah tidak mau menjadi atlet senam dan malu untuk kembali ke sekolah. Jangan sampai permasalahan ini menghancurkan masa depannya,” kata Abdul Hakim Bafagih.

“Saya akan berkomunikasi dengan Kemenpora, tidak dalam rangka intervensi, tapi menanyakan pada Menteri Pemuda dan Olah Raga. Karena dari media saya mendapatkan informasi yang berbeda, antara pengakuan orang tua atlet dan tim pelatih,” jelas legislator 27 tahun ini.

Menurut dia, pencoretan pemain memang hak pelatih, kalau alasannya karena indisipliner. Apakah tahapan peringatan sudah dilakukan?. Usia muda kan memang rentan pada persoalan indisipliner, makanya perlu treatment dan kesabaran pelatih agar tidak asal coret, karena mereka punya bakat. Karena dipanggil pelatnas itu tidak mudah.

“Kalau alasannya karena faktor keperawanan, ini jelas pelanggaran Hak Asasi Manusia. Bagaimana bisa seorang atlet dicoret karena ketidak perawanan? Tapi kan ini dari pengakuan ibundanya, maka kami perlu mendengar dari pelatih-nya, apa benar alasan ini yang dipakai untuk mencoret?” Abdul Hakim Bafagih mengungkapkan pertanyaannya.

Pertemuan Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar dan Anggota Komisi X Abdul Hakim Bafagih dengan orang tua atlet dan atlet diharapkan bisa mendapatkan keterangan sejelasnya dan jika dimungkinkan ada bukti-bukti yang diperlukan agar bisa dilakukan langkah selanjutnya.

Tidak menutup kemungkinan, jika orang tua atlet melanjutkan permasalahan itu hingga ke meja hijau, jika memang ada bukti yang mencukupi, Pemerintah Kota Kediri akan mengupayakan bantuan hukum agar kasus itu bisa terkuak sejelas-jelasnya.


Editor: Hafid