KEDIRI (Jurnaljatim.com) – Sebagai bentuk keprihatinan dan belasungkawa atas meninggalnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kota Kendari Sulawesi Tenggara saat berunjukrasa di halaman depan DPRD setempat, Polres Kediri memberikan karangan bunga kepada Ketua IMM dan Pemuda Muhammadiyah Kediri di Kantor Dewan Dakwah, Kabupaten Kediri, Jawa timur.
Dua mahasiswa yang meninggal dalam insiden berdarah tersebut, yakni Imawan Randi, mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Muhammad Yusuf Program Vokasi, Universitas Halu Oleo (UHO) Kota Kendari Sulawesi Tenggara.
AKP Cecep Wahyudi, Kasat Intelkam Polres Kediri menuturkan, karangan bunga yang diberikan tersebut merupakan pemberian dari Kapolda Jatim dan Kapolres Kediri. Pihaaknya berharap, agar Muhamadiyah Kabupaten Kediri dalam menyikapi permasalahan di Kendari dengan bijak, mengingat Kabupaten Kediri selama ini sudah kondusif.
“Tetap jalin komunikasi antara Muhamadiyah dengan pihak Polri agar hubungan komunikasi semakin baik,” tuturnya dalam pertemuan tersebut, Sabtu (28/9/2019).
Afan, Ketua Pemuda Muhamadiyah Kabupaten Kediri, menyampaikan jika sebelumnya terdapat seruan aksi dari pengurus Pusat Muhammadiyah untuk turun jalan dalam rangka bentuk keprihatinan. Akan tetapi, pihaknya belum memutuskan terkait seruan tersebut.
Ia menegaskan, Muhamadiyah akan tetap terus menjalin komunikasi dengan pihak Polri dalam kegiatan apapun, agar terjalin hubungan yang harmonis.
“Semoga di Kabupaten Kediri tidak terdapat gesekan antara mahasiswa Muhamadiyah dengan Polri, apabila dari mahasiswa Muhamadiyah unras tolong diberikan pelayanan yang maksimal,” ujarnya.
Sementara itu, dari perwakilan IMM mengucapkan terimakasih atas Empati dan Simpati dari pihak Polri atas kejadian di Kendari.
IMM juga memberikan ultimtum ke pihak Polri untuk segera dilakukan investigasi dan pengusutan atas kejadian di Kendari serta segera tindak oknum yang menyalahi aturan.
Usai melakukan dialog bersama, mereka kemudian melakukan shalat ghaib yang ditujukan kepada kedua korban yang gugur dalam tragedi berdarah tersebut.
Editor: Hafid