JOMBANG, (Jurnaljatim.com) – Pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 di Jombang menuai catatan keprihatinan. Dari pra pencoblosan pada tanggal 17 April 2019 sampai prosesi penghitungan suara, sebanyak 7 orang dilaporkan tumbang dan 1 orang diantaranya meninggal dunia.
Berdasarkan catatan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jombang, sudah ada 9 pelaporan yang masuk ke meja Bawaslu Kabupaten. Dari sekian pelaporan terkait dengan kondisi jajaran pengawas di lapangan alami kecelakaan dan kecapekan.
Diantaranya ada kena tifus, vertigo dan satu diantaranya dari Desa Jelak Ombo, Kecamatan Jombang Kota mengalami kecelakaan usai mengantar dokumen C1, kini dalam perawatan di Solo karena cidera patah tulang.
“Sudah dilaporkan ke kita ada 9 orang, ada yang kecelakaan ada yang sakit karena kecapekan,” kata Khudrotun Nafisah Divisi SDM dan Organisasi Bawaslu Kabupaten Jombang, Selasa (23/4/2019).
Menurut Khudrotun, saat ini pihak Bawaslu masih terus mendata teman-teman dilapangan yang sakit, rawat inap, maupun yang sudah dirujuk ke Solo, termasuk menginstruksikan Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) untuk melakukan pendataan. Hal tersebut juga terkait Bawaslu RI. Langkah solidaritas pun dilakukan dengan memberikan santunan walaupun tidak terlalu banyak.
“Bawaslu RI sudah menginstruksikan ada beberapa kategori, tapi temen-temen Kecamatan hanya mendata yang benar-benar parah, seperti sakit sampai rawat inap dan termasuk yang kecelakaan,” lanjut Khudrotun.
Sementara untuk yang mengalami keletihan, kecapekan dan kelelahan tidak dilaporkan oleh anggota Panwascam. Padahal berdasar surat edaran Sekjend Bawaslu RI, hal tersebut masuk kategori.
Berdasarkan data Bawaslu, sejumlah anggota Panwas kini masih dilakukan perawatan di Rumah Sakit Mojowarno 1 orang, Puakesmas Kesamben 1 orang, Puskesmas Ngusikan 1 orang, Puskesmas Mayangan 1 orang dan 1 dirujuk ke rumah sakit di Solo karena patah tulang.
Editor: Hafid