Jombang, Jurnaljatim.com
Berbeda dengan keputusan pemerintah yang menetapkan Hari Raya Idul Adha 1438 H pada Jumat (1/9/2017), jamaah Tarekat Naqsabandiyah Kholidiyah Al Aliyah, di Dusun Kapas, Desa Dukuh Klopo, Kecamatan Peterongan, Jombang, Jawa Timur melaksanakan Sholat Idul Adha pada Sabtu (2/9/2017) di masjid setempat.
Berbeda dengan keputusan pemerintah yang menetapkan Hari Raya Idul Adha 1438 H pada Jumat (1/9/2017), jamaah Tarekat Naqsabandiyah Kholidiyah Al Aliyah, di Dusun Kapas, Desa Dukuh Klopo, Kecamatan Peterongan, Jombang, Jawa Timur melaksanakan Sholat Idul Adha pada Sabtu (2/9/2017) di masjid setempat.
Alasannya, tim rukyatul hilal yang disebar di sejumlah tidak bisa melihat hilal pada Selasa tanggal 22 Agustus lalu untuk penetapan 1 dzulhijjah. Mereka baru bisa melihat hilal pada Rabu 23 Agustus, sehingga menetapkan 1 dzulhijjah jatuh pada Kamis 24 Agustus, atau satu hari setelah penetapan pemerintah.
“Dalam menetapkan awal bulan dzulhijjah, kami melakukan rukyat di dua kota, yakni, Kabupaten Jombang, dan di Kabupaten Gresik,” kata Kiai Mustaqim pimpinan Thoriqoh Naqsabandiyah Kholidiyah,
Tarekat tersebut memegang dasar Al Quran dan Hadist dalam menentukan awal dan akhir bulan puasa, yakni dengan melakukan rukyatul hilal bin nadhor, atau dengan melihat langsung hilal sebagai tanda awal bulan hijriyah.
Setelah menggelar sholat ied, para jamaah menggelar kenduri bersama. Meski berbeda dengan keputusan pemerintah, tarekat ini berharap tidak dipersoalkan dan menjadi masalah bagi umat Islam.
“Toleransi saling menghormati dan alhamdulillah berjalan dengan lancar dalam beribadah,” tandasnya. (fin/jjc)
No tags for this post.
Komentar