Istri Gus Dur: Puasa Mengajarkan Kesabaran, Kejujuran Dan Keikhlasan

JURNALJATIM.COM– Dra Hj Wahid mengajak masyarakat menjadikan Ramadhan sebagai momentun memadamkan kobaran api kebencian dengan merajut kembali tali persaudaraan sesama anak bangsa usai .

Saat di Pooldeck Grand Dafam Q Hotel Banjarbaru, Minggu, istri dari Presiden Indonesia keempat itu, mengatakan, pemilu memang telah membuat jurang perbedaan yang menjurus pada perpecahan.

“Saatnya kita kembali dalam kebersamaan, kerukunan, saling menghormati, menghargai dan tolong menolong sesama anak bangsa Indonesia,” tuturnya.

Diakui Sinta, sepanjang kunjungannya ke daerah-daerah, masyarakat selalu menyatakan wilayah mereka aman dan kondusif.

Namun dia melihat, potensi kerawanan itu tetap ada dan mengibaratkan tenang bisa menghanyutkan.

“Ini yang harus kita waspadai bersama. Karena itu, harus kita persiapkan pada diri kita masing-masing. Caranya, pertebal keimanan dan ketaqwaan,” katanya.

Terlebih di bulan suci Ramadhan saat ini, kata dia, amalan-amalan di bulan bisa membuat diri lebih tenang dan dekat dengan Allah SWT.

“Hakikat puasa yaitu ajaran moral dan budi pekerti yang luhur. Karena puasa mengajarkan tentang kesabaran, kejujuran, keikhlasan, saling bertolong-tolongan. Dimana kita harus bisa merasakan bagaimana saudara kita yang dalam keadaan kurang beruntung harus kita tolong,” jelas wanita yang dianugerahi gelar ‘Ibu Bangsa’ oleh Kementerian dan Perlindungan Anak dan Kongres Wanita Indonesia (Kowani) itu.

Di akhir wejangannya, Sinta pun mengingatkan kembali apa yang diajarkan oleh sang suami mendiang Gus Dur soal berpolitik, yakni “Yang lebih penting dari adalah unsur kemanusiaan”.