Surabaya, Jurnal Jatim – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya, memberi peringatan dini waspada gelombang tinggi air laut pasang yang bisa melebihi 2.5 meter di Perairan Selatan Jawa Timur dan Samudera Hindia Selatan. Peringatan ini berlaku mulai Rabu, (15/2/2023).
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, yang diwakili prakirawan, Gede Gangga, melalui grup informasi publik BMKG, Selasa (14/2/2023), menyampaikan, gelombang air laut sedang hingga tinggi berpotensi terjadi di Perairan Jawa Timur.
Untuk perairan dengan tinggi gelombang sedang yakni sekitar 1.25 hingga 2.5 meter, Gede memaparkan, dapat berpotensi terjadi di Perairan Kalimantan Tengah Bagian Timur, Laut Jawa selatan Bawean, Laut Jawa Barat Masalembo, Perairan Tuban-Lamongan, Perairan Kepulauan Kangean, Perairan Utara Madura, Perairan Kepulauan Sapudi, dan Laut Jawa Utara Bawean.
“Secara spesifik, ketinggian gelombang laut di Selat Madura berada di antara 0.1 hingga 0.3 meter, dan Laut Jawa bagian timur di antara 0.8-2.5 meter,” ujarnya.
Sedangkan perairan dengan gelombang tinggi, yakni sekitar 2.5 – 4.0 meter, Gede menyebutkan, potensi dapat terjadi di Laut Jawa Timur Masalembo, Perairan Selatan Jawa Timur, dan Samudera Hindia Selatan Jawa Timur. Khusus di Samudera Hindia Selatan Jawa tim gelombang laut berada di antara sekitar 1.5-3.5 meter.
“Oleh karena itu, saya memberi saran agar mohon diperhatikan risiko terhadap keselamatan pelayaran di wilayah perairan tersebut,” imbau Gede.
Saran keselamatan itu di antaranya, Perahu Nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot, dan tinggi gelombang di atas 1.25 meter), Kapal Tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot, dengan tinggi gelombang di atas 1.5 meter), Kapal Fiber (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.0 meter), dan Kapal Ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dengan tinggi gelombang di atas 2.5 meter).
“Keberadaan awan Cumulo Nimbus yang luas dan gelap bisa menambah kecepatan angin dan tinggi gelombang. Ketinggian gelombang diperkirakan berdasarkan gelombang signifikan gelombang maksimum dapat mencapai dua kali ketinggian gelombang signifikan,” terang Gede.
Gede juga menjelaskan, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara maupun selatan dominan bergerak dari Barat ke Utara dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Jawa Bagian Timur, Laut Banda Perairan Utara Papua Barat, dan Laut Arafuru.
“Arah angin didominasi dari Barat ke Barat Laut, dengan kecepatan angin maksimum di Laut Jawa bagian timur 20 knots atau 37 kilometer per jam dan Samudera Hindia selatan Jawa Timur sekitar 18 knots atau 33 kilometer per jam,” jelasnya.
Kondisi angin itu bisa mempengaruhi prakiraan cuaca, Gede menyampaikan adanya potensi hujan dengan intensitas sedang dapat terjadi di seluruh Wilayah Perairan Jawa Timur.
Dapatkan update berita menarik lainnya hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news dan akun instagram Jurnaljatim.com.