Jombang, Jurnal Jatim – Kasus COVID-19 varian Omicron menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Kabupaten Jombang. Sejumlah langkah disiapkan pemerintah agar virus tidak menyebar ke masyarakat setempat.
Langkah-langkah tersebut di antaranya mengaktifkan kembali Satgas COVID-19 yang telah dibentuk di tingkat RT/RW dan pondok pesantren, industri, serta di pasar.
“Dimana saja harus memakai masker, anak-anak sampai dewasa semua harus pakai masker, saar di tempat-tempat umum seperti pasar, maupun mal,” kata Bupati Jombang Mundjidah Wahab.
Bupati menyampaikan usai memimpin rapat koordinasi bersama Forkopimda terkait kesiapan menghadapi COVID-19 varian omicron di ruang swagata pendopo kabupaten setempat, Senin (7/2/2022).
Selain itu, Pemkab juga menyiagakan sejumlah fasilitas kesehatan mulai dari rumah sakit hingga membentuk tempat isolasi terpusat (Isoter).
“Serta melakukan pengawasan isolasi mandiri dan pengawasan penerapan protokol kesehatan di masyarakat,” kata Mundjidah Wahab.
Kepala Dinas Kesehatan Jombang, Budi Nugroho menambahkan, sekitar ada 13 rumah sakit yang tersebar di wilayah setempat telah melakukan persiapan untuk menghadapi serangan COVID-19 gelombang ketiga ini.
Kesiapan itu di antaranya menyediakan tempat rawat pasien, obat-obatan serta sumber daya manusia (SDM) yakni tenaga kesehatan yang akan menangani pasien.
“Kita punya 300 bed dari rumah sakit di Jombang yang jumlahnya kira-kira 13 rumah sakit. Untuk fokusnya sekarang yang sedang berat dilayani di rumah sakit, kalau yang ringan-ringan ya gak di rumah sakit,” katanya.
Dinas kesehatan Jombang mencatat ada 90 kasus COVID-19. Budi mengakui kasus itu bertambah dari yang sebelumnya 7 menjadi 40 hingga sekarang menjadi 90 kasus.
Dari Jumlah kasus itu, 45 orang pasien menjalani perawatan di berbagai rumah sakit. Kendati begitu, Budi menyebut, belum ada yang menyatakan pasien itu murni terkena varian omicron.
“Kalau gejalannya pasien mirip Omicron, tapi belum murni omicron, lebih tepatnya proprable omicron ya,” kata mantan Kepala Bappeda Jombang itu.
Sebagai antisipasi terus bertambahnya kasus yang dirawat di rumah sakit, Budi pun meminta SDM (sumber daya manusia di rumah sakit rutin dirapid tes. Tujuannya mencegah munculnya klaster di lingkungan rumah sakit.
“Tadi kita juga sampaikan SDM-nya juga sekarang harus seminggu sekali di tes minimal rapid antigen untuk supaya tidak menambah kemungkinan klaster rumah sakit,” katanya.
Budi kembali menambahkan, capaian vaksinasi di Jombang sudah melebihi target yang ditentukan yakni sudah lebih dari 70 persen dosis satu maupun dua.
Kendati begitu, vaksinasi tetap digenjot terutama kelompok rentan yakni lansia dan anak usia 6 sampai 11 tahun.
“Capaian vaksinasi Dosis 1 sudah 91 persen lebih, dosis 2 sudah 72 persen sekian. Kalau ngomong herd immunity kita kan sudah memenuhi,” katanya.
“Tapi untuk kelompok rentan anak-anak di 6 sampai 11 tahun baru 74 persen lansia 70 persen. Akan tetapi, dari 70 persen itu ada sisa yang belum tervaksin, jadi vaksinasi harus tetap kita lakukan meskipun yang kita lindungi kelompok lansia komorbid,” dia melanjutkan.
Budi mengimbau semua masyarakat untuk tetap waspada dan mematuhi Prokes yang ditetapkan oleh pemerintah guna mencegah infeksi COVID-19. Sebab, keberadaan virus itu tidak terdeteksi dan dapat menginfeksi siapapun.
Dapatkan update berita menarik lainnya hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow jurnaljatim.com di Google News.
Editor: Hafid