Inilah Sosok Kapolda Jatim Baru Irjen Fadil Imran Pengganti Luki Hermawan

SURABAYA (.com) – Di tengah , tampuk kepemimpinan Polda Jawa Timur (Jatim) berganti. Irjen Pol Mohammad Fadil Imran akan menggantikan Irjen Pol Luki Hermawan. Pergantian Kapolda jatim itu berdasarkan Surat Telegram Kapolri nomor ST/1377/V/2020 tertanggal 1 Mei 2020.

Luki Hermawan akan diangkat menjadi Wakalemdiklat Polri. Sedangkan Fadil sebelumnya merupakan Staf Ahli Kapolri Bidang Sosial dan .

Berdasarkan data yang dihimpun Jurnaljatim.com, Fadil lahir di Makassar 14 Agustus 1968. Dia merupakan alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1991. Ini adalah pertama kalinya bagi Fadil mengemban jabatan sebagai kapolda.

Fadil seorang polisi yang besar di bidang reserse. Jabatan yang pernah diemban antara lain, KP3 Tanjung Priok (2008), Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya (2009), Kasubdit IV Dittipidum Bareskrim Polri (2011), Dirreskrimum Polda Kepri (2011), Kapolres Metro Jakbar (2013), Anjak Madya Bidang Pidum Bareskrim Polri (2015), Dirreskrimsus Polda Metro Jaya (2016), Wadirtipideksus Bareskrim Polri (2016), Dirtipid Siber Bareskrim Polri (2017), Direktur Tindak Pidana Tertentu (2018). Fadil belum pernah menjabat di Provinsi Jatim.

Sejak Fadil menjabat sebagai Dirreskrimsus Polda Metro Jaya, ia kerap kali melakukan pengungkapan kasus kejahatan siber. Salah satunya yaitu pencabulan terhadap ratusan anak-anak melalui Facebook dengan kedok pembersihan aura.

Selain itu Fadil juga mengungkap pelaku pembajakan film DKI Reborn yang disebar melalui . Namanya juga sempat populer usai menyelamatkan akun media sosial seorang sekaligus anak Venna Melinda, Varrel Bramasta.

Hingga akhirnya, Fadil menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri pada 2017. Namun, ia dimutasi usai mengungkap kelompok penyebar dan hoaks Muslim Cyber Army yang sempat menggemparkan jagat media sosial.

Seorang Cindekiawan

Selain aktif sebagai anggota kepolisian, Fadil juga merupakan seorang cendekiawan. Lulusan Pasca Sarjana Departemen Kriminologi FISIP Universitas itu sempat menelurkan dua buku dengan tema yang sama yaitu “Mutilasi dalam perspektif kriminologi: tinjauan teoritis lima kasus mutilasi di Jakarta” dan “Mutilasi di Indonesia: modus, tempus, locus, actus” pada tahun yang sama yaitu 2015.

Fadil sebagai seorang kriminolog juga sempat diundang pada acara Mata Najwa pada 2014 untuk membahas disertasinya yang berjudul “Studi kejahatan mutilasi di Jakarta: prespektif pilihan rasional dari lima pelaku”. Kepada jurnalis Najwa Shihab, Fadil menjelaskan bagaimana para pelaku mutilasi memiliki rasionalitas terbatas untuk melakukan tinjak kejahatan pembunuhan dan pemotongan organ tubuh korban.

Selain jejak Fadil secara pribadi, anak perempuannya Farah Puteri Nahlia, merupakan salah satu anggota RI termuda periode 2019-2024 dari Partai Amanat Nasional (PAN). Saat terpilih, Farah masih berusia 23 tahun. Selain disorot karena usianya yang masih muda dan akademiknya.


Editor: Hafid


Komentar