Penguatan Ketahanan Pangan dengan Smart Farming dan Agritech

Jakarta, Jurnal Jatim – Direktur Pembiayaan Pertanian, Ditjen PSP Indah Megahwati menyampaikan sejumlah terobosan dan inovasi sedang gencar dilakukan untuk penguatan ketahanan pangan nasional.

“Mulai dari pengembangan Food Estate Keerom, sampai penerapan smart farming dan agritech,” kata Indah dalam keterangan tertulis yang diterima Jurnaljatim.com, Selasa (11/7/2922).

Food Estate Keerom Papua diharapkan bisa berkembang dengan baik dan kehadirannya selain memenuhi kebutuhan jagung di Indonesia Timur juga dapat memperkuat ketahanan pangan nasional.

Penguatan ketahanan pangan itu menjadi salah satu agenda prioritas dalam rangka mengantisipasi dampak perlambatan ekonomi global

“imbas perang -Ukraina yang masih belum kunjung selesai, serta pengaruh perubahan iklim,” ujarnya.

Pekan lalu, kata Indah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melaksanakan perdana jagung di Food Estate Keerom bersama Menteri Pertanian yang didampingi jajaran Kementerian Pertanian RI, dan pemerintah lainnya.

Indah menambahkan, sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pihaknya akan terus memacu penerapan kemajuan dan mengadopsi konsep smart farming untuk meningkatkan produksi pangan nasional.

Dalam konteks ini, dapat memanfaatkan alat dan mesin pertanian yang dapat dibeli melalui Usaha Rakyat (KUR) untuk memperkuat aktivitas pertanian mereka dan mencapai hasil yang lebih baik.

“Smart farming menggabungkan teknologi digital dan pertanian tradisional untuk menciptakan sistem pertanian yang efisien, produktif, dan berkelanjutan,” paparnya.

Indah mengatakan salah satu elemen penting dari smart farming adalah penggunaan agritech, yang mencakup berbagai teknologi dan inovasi seperti sensor tanah, drone pertanian, Internet of Things (IoT), dan analisis data.

“Visi smart farming adalah membuat sistem pertanian yang cerdas dan inovatif yang mengintegrasikan teknologi canggih untuk mencapai pertanian yang berkelanjutan, menghasilkan makanan yang berkualitas, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menjaga ,” katanya.

Melalui penggunaan agritech, petani dapat memantau kondisi pertanian secara akurat, mengelola sumber daya secara efisien, serta mengoptimalkan proses budidaya dan pemeliharaan tanaman.

Dalam konteks meningkatkan produksi pangan nasional inilah, Indah terus mengimbau agar petani di Indonesia dapat memanfaatkan kredit usaha rakyat (KUR) untuk membeli alat dan mesin pertanian yang didukung oleh agritech.

“KUR adalah program pemerintah yang menyediakan pembiayaan dengan bunga rendah untuk usaha mikro, kecil, dan menengah, termasuk petani. Dengan KUR, petani dapat mengakses alat dan mesin pertanian modern yang diperlukan untuk menerapkan smart farming,” tegas Indah.

Ia menekankan mengimplementasikan smart farming dan membeli alat dan mesin pertanian yang didukung oleh agritech, KUR memainkan peran penting dalam mendukung petani.

“Kementerian Pertanian telah memperkuat program KUR dan kami ingin meningkatkan kesadaran petani tentang manfaatnya untuk memaksimalkan potensi teknologi pertanian modern,” ujarnya.