Film Dokumenter Kearifan Lokal Kampoeng Thengul di Bojonegoro Juara 3 FDBL 2022

, Jurnal – Film dokumenter bertajuk Sebuah Asa dari meraih penghargaan juara 3 dalam Screening dan Awarding Festival Dokumenter Budi Luhur (FDBL) 2022.

Film dokumenter tersebut mengangkat budaya kearifan lokal /Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro, .

Salah satu penggagas film dokumenter, Wintari merasa sangat senang dan bangga dengan kerja keras semua tim. Karena film yang telah dibuat dapat dilihat dan diapresiasi oleh para penonton di Teater Perpustakaan Nasional RI di Jakarta, pada Rabu (29/3/2023) lalu.

“Film-film yang ditampilkan merupakan film pilihan yang telah lolos proses kurasi dan seleksi sejak November 2022. Salah satunya film dokumenter karya pemuda Desa Sumberjo kecamatan Margomulyo yang sekaligus meraih juara 3 film terbaik dan akan memulai episode baru pendistribusian dan penayangan di acara-acara selanjutnya,” ucapnya.

Wiwin sapaan akrabnya yang juga salah satu pegiat Komunitas Margomulyo Youth Movement menuturkan, film dokumenter itu mengangkat kearifan lokal Bojonegoro yang telah masuk menjadi Budaya tak Benda yaitu Thengul.

“Tak hanya tentang , film ini juga menceritakan pula tentang sebuah dusun kecil di Margomulyo yaitu Dusun Kedungkrambil Desa Margomulyo Kabupaten Bojonegoro yang memiliki banyak potensi,” tuturnya dikutip dari laman resmi Pemkab Bojonegoro, Kamis (30/3/2023).

Ia juga mengungkapkan potensi yang telah dikembang di Dusun Kedungkrambil di antaranya gerakan organik dalam pemberdayaan dan pelestarian wayang thengul lewat branding Kampoeng Thengul. Selain itu, berbagai kegiatan juga dilakukan, seperti les tari dan edukasi thengul untuk menjaga kelestarian wayang thengul.

Sementara itu, Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Dyah Enggarini Mukti mengatakan tidak banyak orang yang seperti Wintari. Ia tidak hanya mengupayakan pelestarian tetapi juga menjadi penggerak masyarakat.

“Margomulyo patut berbagga memiliki talenta yang peduli dan sungguh-sungguh ingin berbuat nyata,” ujarnya.

Camat yang sering disapa Bu Enggar ini menambahkan pihaknya terus memberi support (dukungan) dan mendampingi langsung proses terbentuknya Kampoeng Thengul.

“Saya merasa bangga dengan proses yang dia jalani, bangga dengan pencapaian yang didapat. Namun untuk menjaga keberlanjutan, perlu dukungan banyak pihak, karena kami ingin budaya thengul ini tetap lestari,” imbuhnya.

Dapatkan update berita menarik hanya di .com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com