Jombang, Jurnal Jatim – Cerita Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun tentang almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) usil ketika kuliah di Mesir membuat ngakak para pejabat dan masyarakat Jombang yang hadir dalam acara Sinau Bareng dalam rangka haul ke-13 Gus Dur, Senin malam (19/12/2022) lalu.
Acara itu digelar oleh Polres Jombang. Selain haul Gus Dur, juga dalam rangka muhasabah akhir tahun 2022. Lokasi acaranya di depan Mapolres Jombang Jl KH Wahid Hasyim.
Haul Gus Dur itu dihadiri Bupati Jombang Mundjidah Wahab, Wabup Sumrambah, jajaran Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) para kiai dan masyarakat dan kepolisian.
Cak Nun menceritakan ketika Gus Dur kuliah di Mesir, ia tinggal di kontrakan bersama Gus Mus atau KH Mustofa Bisri.
Suatu hari ada mahasiswa baru, sekarang menjadi kiai besar dari Gontor, Ponorogo KH Syukri Zarkasyi. Mahasiswa itu, kata Cak Nun, harus sowan kepada seniornya. Salah satu senior itu adalah Gus Dur.
Cucu pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari tersebut menyambut tamunya dengan baik dan ramah. Gus Dur mengajaknya ngobrol hingga menanyakan kabar di tanah air. Termasuk kabar pesantren Gontor.
Di tengah obrolan itu, Presiden RI keempat ini memanggil sekaligus meminta Gus Mus untuk memasak air untuk sajian para tamu. Sedangkan Gus Dur mengambil gelas dan selembar kain sebagai lap.
Mahasiswa baru anak kiai pesantren Gontor itu terkaget mengetahui kain yang dipakai Gus Dur untuk mengelap gelas adalah celana dalam. Itu dilakukan di depan tamu sembari berbincang-bincang.
Belum sempat menanyakan keanehan itu, Gus Mus dari dapur memanggil Gus Dur memberitahu bahwa air sudah siap diseduh. Lalu Gus Dur ke dapur meracik kopi untuk tamunya, Kiai Syukri.
Lalu, Putra dari KH Abdul Wahid Hasyim ini menuangkan air ke dalam gelas yang sudah di-lapnya memakai celana dalam.
Keanehan lagi saat mengaduk kopi, Gus Dur tidak memakai sendok. Tapi menggunakan sikat gigi. Sembari berjalan ke ruang tamu, Gus Dur terus mengaduk kopi menggunakan sikat gigi hingga berada di depan tamunya.
Gus Dur pun menyilakan Kiai Sukri untuk menyesap kopi dalam gelas yang masih ada sikat gigi tersebut. Namun belakangan diketahui celana dalam dan sikat gigi itu semuanya masih baru. Belum pernah dipakai.
Tentu saja cerita keusilan Gus Dur yang disampaikan Cak Nun itu membuat ribuan orang yang hadir di acara ‘Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng’ tertawa terbahak-bahak.
Begitu juga kerabat Gus Dur, yakni pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang KH Abdul Hakim Mahfudz tertawa di atas panggung sembari menyimak cerita tersebut.
“Kalau bahasa Jombangan, Gus Dur itu orangnya Mblunat (nakal). Seringnya mgerjai orang,” kata Emha Ainun Nadjib.
Di kesempatan yang sama, KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin mengungkapkan hal serupa. Menurutnya Gus Dur adalah sosok orang yang humoris.
Gus Kikin masih mengingat ketika keluarga besarnya berkumpul di pesantren Tebuireng Jombang saat lebaran. Gus Kikin masih kecil, Gus Dur sudah remaja. Selisih keduanya sekitar 18 tahun.
“Kalau lebaran kami berkumpul di Tebuireng. Saat yang sepuh-sepuh bertemu di ruang tengah. Kami yang muda-muda berada di ruang samping. Kami selalu tertawa cekikikan gara-gara Gus Dur,” kata pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang ini.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.