Surabaya, Jurnal Jatim – Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Bendungan Sutami Kabupaten Malang, Jawa Timur dan Bendungan Wonogiri di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah bakal segera terealisasi.
Pembangunan PLTS Terapung pertama itu bakal digarap bersama antara Perum Jasa Tirta I bersama PT Pembangkit Jawa Bali.
Direktur Utama PJT I Dr. Ir. Raymond Valiant Ruritan, memastikan pembangunan PLTS terapung segera terealisasi lantaran Direksi PJT dan Direksi PT PJB sudah melangsungkan pertemuan dan sepakat membangun PLTS terapung ketingkatan kerja sama.
“‘Kini PJT menunggu penugasan dari PJB, dan jika keluar penugasannya maka menjadi partner dan development, sehingga pelaksanaan lelang investor juga bisa dimulai pada September 2022,” katanya, Selasa (19/7/2022).
Menurutnya saat ini investor yang berminat untuk membangun PLTS terapung ini dari Timur Tengah (Baik Uni Emirat Arab dan Arab Saudi).
“Bisnis di Timur Tengah dulunya mengandalkan minyak dan gas, hari ini mereka mereinvestasi ke negara negara yang memiliki hubungan baik,” katanya.
“Mereka akan ikut lelang untuk menjadi partner. September 2022 selesai keluar penugasan lalu akan segera melakukan lelang, sehingga 2023 bisa Commercial Operation Date (COD) dan 2024 selesai pembangunannya,” Sambungnya.
PLTS terapung itu akan menggantikan energi yang ada di Bendungan Sutami pada siang hari. Saat ini Bendungan Sutami memperoleh energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Air, juga Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap yang menghasilkan karbon tinggi dan potensi kerusakan alamnya juga lebih tinggi.
“Adanya PLTS terapung, maka bisa memasok energi pada siang hari. Kalau malam bisa pakai PLTA atau PLTG,” katanya menjelaskan.
Pembangunan PLTS terapung dinilainya cukup bagus karena tidak menggunakan lahan yang biasanya memakan anggaran tinggi dengan pembebasan lahan, namun PLTS terapung dimanfaatkan di perairan Bendungan. “Dan tentunya mengurangi evaporasi,” tambahnya.
Untuk investasi membangun PLTS terapung memakan anggaran sebesar Rp 1,3 Trilyun hingga Rp1,6 triliun. PLTS terapung ini akan menghasilkan sekitar 100 MW (MegaWatt).
“Indonesia harus memiliki energi baru dan terbaharukan (EBT) dan energi dari fosil seperti Minyak dan Batubara harusnya lebih dihemat,” katanya.
Saat ini, lanjut Raymond, Bendungan Sutami memiliki PLTA dengan energi sebesar 105 MW, dan diharapkan adanya tambahan 100 MW dari PLTS terapung maka akan bisa berkontribusi lebih banyak lagi.
“Energi bisa masuk ke jaringan Jawa Bali dan bisa dinikmati yang membutuhkan. Misalkan, Malang tidak membutuhkan tambahan energi listrik, bisa dialihkan seperti di Surabaya dan daerah lainnya,” tandasnya.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.