Surabaya, Jurnal Jatim – Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur, Husnul Maram mengingatkan, mendekati puncak Armusna yang jatuh pada 8-13 Zulhijah, trafik jemaah haji dari seluruh dunia di Masjidil Haram semakin padat.
Akibatnya, selepas salat lima waktu, banyak sekali jemaah haji tersesat, pun jemaah asal Indonesia, mereka tersesat karena salah pulang ataupun terpisah dari rombongan.
Kakanwil Kemenag Jatim Husnul Maram yang saat ini menjadi tim pemantau haji di tanah suci mengungkapkan jika ada jemaah yang terpisah dari rombongannya, maka diharapkan jangan panik dan ketakutan.
“Sebaiknya berusaha mencari petugas Haji Indonesia yang sudah disebar di setiap sudut strategis yang mudah ditemui oleh jamaah,” ungkap Maram.
Pun jika jemaah yang tersesat tidak berhasil menemukan petugas PPIH dengan seragam rompi hitam kemeja putih dan topi logo merah putih, maka sebaiknya jemaah mencari jemaah haji Indonesia yang lain meskipun tidak satu daerah dan penginapan.
“Cukup mengikuti jemaah haji tersebut sampai ke sektor hotelnya baru kemudian akan ditangani oleh pihak PPIH Tim Integrasi yang akan mengantar jemaah sampai ke hotelnya,” katanya.
Kisah jemaah yang bingung arah pulang pun ditemui Husnul Maram di tanah suci. Saat itu, pada Kamis (30/6/2022) selepas salat subuh ia menemukan jemaah haji Indonesia dari Kolaka Utara Sulawesi Barat yang bingung arah pulang.
“Jemaah yang ditemukan, terdiri dari tiga orang ibu-ibu yang sudah berusia lanjut dan terpisah dari rombongannya, salah seorang diantaranya tampak sangat bingung sambil menahan tangis karena takut dan sedih tidak bisa pulang ke penginapan,” ujarnya.
Perjumpaan dengan jemaah haji tersesat itu terjadi saat usai salat subuh tepatnya di area sa’i lantai dua Masjidil Haram.
Kebetulan pada saat itu Maram yang juga mengenakan rompi hitam PPIH bersama dua orang orang petugas haji, Mashuri Masyhuda dan Yahya yang sama-sama menunaikan salat subuh di Masjidil Haram menemukan ketiganya.
“Kami berusaha menenangkan jemaah itu dan memeriksa dokumennya menanyakan beberapa informasi yang seharusnya, mereka agak kesulitan menjelaskan karena tidak paham dan selama ini hanya mengandalkan rekannya sesama jemaah haji jika akan pergi ke Masjidil Haram,” katanya
Jemaah haji yang menuntun mereka, kebetulan terpisah saf saat ditertibkan oleh petugas di Masjidil Haram, sampai akhirnya tidak bertemu lagi dengan rekannya.
“Pak Mashuri yang paham bahasa daerah mereka karena sama-sama orang Bugis, maka ketiganya sedikit merasa tenang,” ujarnya.
Maram selanjutnya bersama-sama mengantar jemaah itu ke pos pantau Tim Sektor Khusus untuk ditindaklanjuti dan diantarkan sampai ke penginapan jemaah.
Sebagai informasi, terdapat enam sektor petugas haji dalam menjalankan tugasnya, termasuk sektor khusus di Masjidil Haram yang tupoksinya memang untuk menjadi pemandu jemaah yang tersesat dan terpisah dari rombongannya.
Keberadaan tim sektor khusus ini sangat vital karena mereka bekerja maksimal untuk menemukan dan menjaring jemaah-jemaah yang perlu petunjuk arah kepulangan melalui 3 terminal keberangkatan Bus Salawat.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.