Nganjuk, Jurnal Jatim – Kasus DBD (demam berdarah dengue) di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur masih cukup tinggi. Masyarakat di daerah itu diminta untuk mewaspadai terhadap gigitan nyamuk aedes aegypti itu.
Dinas kesehatan Kabupaten Nganjuk sampai dengan Jumat, 8 Juli 2022 mencatat jumlah kasus DBD di wilayahnya telah mencapai 292 kasus dengan 11 kematian.
Demam berdarah masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, terutama di wilayah tropis dan sub tropis. Virus Dengue ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
Menurut penyuluh kesehatan masyarakat dinas kesehatan Kabupaten Nganjuk, Puspita Fajar S, ciri- ciri nyamuk Aedes Aegypti, di antaranya ukurannya kecil dan memiliki tubuh berwarna hitam dengan belang putih di sekujur tubuhnya, berkembang biak di air bersih, serta perindukan tidak bersentuhan dengan tanah.
Untuk tempat perindukan nyamuk sendiri ada 3 tempat, yaitu tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari, tempat penampungan air bukan keperluan sehari-hari, dan tempat penampungan air alamiah.
“Aktivitas mengigit nyamuk Aedes Aegypti biasanya mulai pagi dan petang hari, puncak aktivitasnya antara pukul 09.00 – 10.00 dan 16.00 – 17.00,” kata Puspita dalam talkshow di RSAL Nganjuk, Senin (11/7/2022).
Ia mengatakan, faktor yang memengaruhi penularan DBD, di antaranya pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak memiliki pola tertentu, urbanisasi yang tidak berencana dan terkontrol dengan baik.
Kemudian sistem pengelolaan limbah dan penyediaan air bersih yang tidak memadai, perubahan iklim global yang menyebabkan kenaikan rata – rata temperatur, serta perubahan pola musim hujan dan kemarau.
Upaya pemberantasan demam berdarah hanya dapat berhasil apabila seluruh masyarakat berperan aktif menerapkan PSN 3M Plus. Gerakan PSN DBD dilakukan oleh keluarga atau masyarakat.
“PSN adalah gerakan dengan melakukan 3M Plus,“ ujarnya.
Adapun 3M itu terdiri dari Menguras dan menyikat tempat penampungan air, seperti bak mandi atau wc dan drum. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air atau tempayan. Dan Memanfaatkan atau mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan.
Sedangkan, Plusnya terdiri dari mengganti air vas bunga, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar, menutup lubang-lubang pada potongan bambu atau pohon, menaburkan bubuk larvasida pada tempat-tempat yang sulit di kuras, memelihara ikan pemakan jentik, memasang kawat kasa, menghindari kebiasaan menggantung pakaian habis pakai didalam kamar, mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai, menggunakan kelambu, dan memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.
“Melalui pendekatan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik untuk optimalisasi pembudayaan PSN 3M Plus diharapkan dapat menjadi solusi meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian,” kata Puspita.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.