Menilik Benda Bersejarah di Museum Mini Cagar Budaya Mpu Sindok Jombang

Jombang, Jurnal – Memasuki salah satu ruangan di gedung B , Jombang, Jawatimur, akan dapat melihat sejumlah benda bersejarah dari berbagai era di masa lampau.

Benda-benda yang merupakan tersebut berjejer di atas meja di tengah-tengah ruangan dengan ukuran tidak terlalu besar. Di dalam ruangan juga terdapat etalase yang diisi beberapa benda seperti mangkok, cermin, piring dan lainnya.

Disdikbud atau dan kebudayaan Jombang memang sengaja menyimpan benda-benda yang bernilai sejarah di tempat tersebut sebagai upaya melestarikan serta memberikan edukasi kepada masyarakat.

Tempat penyimpanan benda bersejarah yang layak disebut mini itu telah diresmikan oleh Jombang Mundjidah Wahab pada 26 Januari 2022. Disdikbud memberikan nama galeri cagar budaya

Dinamakan Galeri Mpu Sindok karena banyak benda yang ditemukan di masa itu. Seperti dari masa Majapahit dari situs Pandegong, ada dari Petirtaan Sumberbeji, juga ada dari dinasti China.

Dan yang paling tua diduga peninggalan dari era Medang, yaitu arca Mahakala dan Nandiswara. Selain yang berada di galeri Mpu Sindok tersebut, benda cagar budaya dari Jombang juga masih disimpan di BPCB Trowulan, Mojokerto.

“Ada yang masih berada di , aparat desa, itu masih belum semuanya kita evakuasi ke sini,” kata Kepala bidang kebudayaan, Disdikbud Kabupaten Jombang, Dian Yunitasari, ditemui Senin (31/1/2022).

 

Menilik Benda Bersejarah di Museum Mini Cagar Budaya Mpu Sindok Jombang

Alasan belum dievakuasi keseluruhan benda-benda purbakala ke tempat itu karena ruangannya kurang memadai.

Memang, museum mini yang berada di gedung B Disdikbud Jombang itu, tempatnya kurang representatif. Selain ruangan yang kecil, bekas ruang UKS itu juga tak memiliki sirkulasi udara yang bagus. Sehingga di dalam suhu udara terasa panas.

Dian mengungkapkan, apabila pihaknya diberikan tempat yang representatif seperti imbauan Bupati Jombang, maka Disdikbud bisa membawa lebih banyak lagi benda temuan cagar budaya di Jombang.

“Jadi kemarin menurut ibu bupati ini sudah luar biasa, awal yang bagus ada niatan dan pelaksanaan. Tapi tempatnya kurang representatif. Saya sepakat sekali dengan ibu bupati,” jelasnya.

Diakui Dian, ukuran ruang itu terbilang sangat kecil. Tapi, kata dia, paling tidak pihaknya sudah berupaya memulai, menyelamatkan dan merawat benda peninggalan masa lampau yang punya nilai sejarah.

“Kemudian mencoba berbagi dengan teman-teman pendidikan di sekolah. Kalau ingin belajar atau mengetahui benda-benda temuan cagar budaya tidak hanya lewat buku. Tapi benar-benar bisa melihat wujud nyatanya meski tidak banyak,” kata berjilbab itu.

 

Menilik Benda Bersejarah di Museum Mini Cagar Budaya Mpu Sindok Jombang

Upaya membuat museum itu disebutnya sudah cukup maksimal. Kedepan, Dian berharap akan ada tempat yamg lebih bagus dan lebih layak lagi.

“Kemarin Plt Kadisdikbud akan mengupayakan melalui anggaran 2022-2023 untuk membangun museum. Semoga nanti benar-benar terlaksana. Itu harapan ya. Kalau terjadi ya tempatnya di sebelah timur,” ujarnya.

Dian menyatakan, Disdikbud Jombang akan siap menampung apabila ada masyarakat yang menemukan benda cagar budaya dan ingin menitipkan atau meregister di tempatnya.

“Semaksimal mungkin akan kita tampung dan kita carikan tempat. Nanti kita lakukan pencatatan, kita simpan dengan baik, dan dilaporkan ke BPCB,” kata dia.

Lalu jika ada yang minta kompensasi, Dian menyatakan bidang kebudayaan Disdikbud belum ada anggaran untuk kompensasi, dan yang ada saat ini adalah anggaran .

“Insyaallah agendanya tahun ini bisa lima kali ekskavasi, harapannya. Kemarin itu ada anggaran sekitar Rp300 jutaan. Lima kali di tempat berbeda, harapannya seperti itu,” katanya.

Saat ini, Dian menambahkan untuk skala prioritas saat ini adalah situs Pandegong. Karena ekskavasi situs itu baru tahap satu dan rencananya masih ada tahap dua. Namun pihaknya menunggu BPCB.

Dapatkan update berita menarik lainnya hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow jurnaljatim.com di Google News.

 

Editor: Azriel