Jombang, Jurnal Jatim – Bupati Jombang Mundjidah Wahab mengungkapkan ada beberapa Kecamatan di Kabupaten Jombang, yang masuk rawan bencana, di antaranya Wonosalam, Bareng, Kabuh, Mojowarno, Mojoagung, Kesamben, Ploso dan Sumobito.
Serta, sebanyak 32 desa rawan bencana dengan klasifikasi tinggi dari 306 Desa dan Kelurahan yang ada di Kabupaten setempat.
Hal itu diungkapkan Mundjidah Wahab saat memimpin apel gelar pasukan dan peralatan dalam rangka antisipasi menghadapi bencana alam tahun 2021, di lapangan Pemkab Jombang, Senin, (25/10/2021).
Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga menyampaikan delapan amanat dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi bencana alam di wilayah setempat.
Pertama, meningkatkan sinergitas antar stakeholder baik ditingkat Kabupaten maupun Kecamatan dalam rangka upaya pencegahan, mitigasi dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam.
Kedua, diharapkan semua pihak terkait penanganan bencana segera menyusun rencana kontinjensi yang disesuaikan dengan tata kelola kedaruratan protokol kesehatan termasuk penyediaan sarana dan prasarana kesiapsiagaan yang dapat betul betul dilaksanakan semua pihak dan harus siap menangani bencana secara tuntas.
Ketiga, melaksanakan pendekatan secara preemtif kepada masyarakat terkait peran serta mereka dalam menghadapi bencana alam.
Kemudian keempat, agar masing-masing satuan tugas menyiapkan mental dan fisik yang prima serta dilandasi komitmen moral yang tinggi dan disiplin kerja yang tinggi, hindari ego sektoral dalam penanganan bencana alam
Lalu yang kelima, agar menyiapkan lokasi pengungsian dan jalur evakuasi yang telah disesuaikan dengan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19.
Dan keenam, melaksanakan pelatihan secara intens dan terpadu terhadap personel yang akan ditugaskan sehingga mereka siap dalam menjalankan tugas.
Dalam amanat ketujuh yaitu melakukan pengecekan secara intens dan berkala terhadap seluruh peralatan SAR yang dimiliki masing-masing instansi terkait, agar peralatan tersebut siap pakai pada saat dibutuhkan dalam penanggulangan bencana alam
Serta yang kedelapan, jaga kesehatan dan tetap pedomani protokol kesehatan dalam pelaksanaan tugas agar para anggota yang bertugas di lapangan dapat menjalankan tugas secara optimal.
“Berdasarkan data dari BMKG wilayah Jawa Timur, musim penghujan bulan November dan puncaknya Januari hingga Februari tahun 2022, bahkan untuk musim hujan saat ini dimungkinkan mengalami peningkatan intensitas curah hujan, maka perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi lanjutan dari curah hujan tinggi yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi,” kata Mundjidah Wahab.
Dapatkan update berita menarik lainnya hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow Jurnaljatim.com di Google News.
Editor: Hafid