Jombang, Jurnal Jatim – Tambangan perahu penyeberangan sungai brantas Megaluh, Jombang, Jawa Timur, menjadi salah satu alternatif wisata swafoto di atas air. Suasana pemandangan di atas perahu penyeberangan, terutama pada sore hari tak kalah menarik dengan wisata lainnya.
Seperti yang nampak di lokasi itu pada Sabtu (25/9/2021) sore. Area tambangan perahu penyeberangan menghubungkan Jombang dan Nganjuk itu cukup ramai pengunjung dari berbagai wilayah.
Selain hanya duduk-duduk melepaskan lelah, tak jarang para pengunjung yang datang juga menjadikan tempat menarik ini untuk berswa foto di sana.
Karena di tempat itu, ada lebih dari 4 perahu besar yang selalu wara-wiri dengan aktivitasnya menyeberangkan orang. Pemandangan itu memiliki daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Lebih-lebih, ada salah satu perahu yang didesain unik dan cocok untuk berswa foto bagi para penyeberang. Yaitu perahu Nogo Joyo yang memiliki dua relif naga besar terbuat dari kayu.
Selain itu, di perahu tersebut juga ada sebuah menara setinggi sekitar 10 meter serta sebuah tempat kecil berlantai dua lengkap dengan tangganya.
Kru perhau Nogo Joyo, Mardiono menyebut, ruang kecil berukuran sekitar 3 sampai 4 meter persegi di lantai dua perahu yang dia kemudikan itu sengaja dibuat untuk para penyeberang yang ingin melihat suasana sungai Brantas dari atas perahu.
Tak jarang, ada banyak pengunjung yang sengaja datang hanya ingin naik dan ikut wara-wiri di atas perahu penyeberangan tersebut.
“Silahkan ikut naik gak papa, bayar seikhlasnya saja,” ujar Mardiono.
Menurutnya, hampir setiap hari ada banyak pengunjung naik ke ‘menara’ lantai dua perahunya tersebut. Selain anak-anak, penggemarnya juga dari kalangan remaja maupun orang dewasa.
Dia tak melarang setiap penumpang yang ingin naik di bagian atas perahunya. Bahkan, dia tak mematok tarif. Hanya yang jasa penyeberangan sebesar Rp2 ribu sampai Rp3 ribu saja yang mereka pungut bagi penyeberang.
“Ini sudah beberapa tahun ada, dan memang nyatanya bisa membuat pelanggan lebih terhibur,” ucapnya.
Salah satunya seperti, Dian, warga asal Kecamatan Plandaan. Ibu satu anak ini datang bersama suami dan anak balitanya. Dia berniat mampir ingin mencoba sensasi naik di atas perahu itu karena ingin menghibur anaknya itu.
“Rasanya senang saja bisa terhibur. tadi dari Megaluh pulang mampir disini. baru pertama kali ini nyoba sama anak saya satu itu lagi diatas,” katanya.
Selain wisata perahu tambang, masyarakat juga disuguhkan dengan pemandangan matahari tenggelam (sunset) yang nampak jelas saat sore hari.
Berdasarkan pantauan, setiap hari ada puluhan pengunjung yang berada di atas tanggul sungai terbesar dan terpanjang kedua di Jawa Timur itu.
Mereka duduk-duduk sembari menikmati pemandangan alam yang indah itu. Kondisi itupun dimanfaatkan warga sekitar mengais rejeki dengan cara menyewakan alas duduk berupa tikar. Selian itu, tak jauh dari lokasi berbagai kuliner juga bisa dengan mudah didapatkan.
“Hanya sekedar ingin melihat perahu dan matahari tenggelam saja, bagus pemandangannya sekaligus momong, ini jadi alternatif wisata baru buat saya,” tutupnya.
Dapatkan update berita menarik lainnya hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow Jurnaljatim.com di Google News.
Editor: Azriel