Surabaya, Jurnal Jatim – Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa memastikan pesan berantai lonjakan kasus COVID-19 yang beredar luas di media sosial adalah hoaks atau tidak benar alias bohong.
Dalam pesan berantai itu, disebutkan Kota Madiun berada di peringkat teratas dalam peningkatan kasus COVID-19 di Jatim dengan 11.876 orang dalam pekan ini.
Lalu disusul Kediri 575 orang, Magetan 300 orang, Cepu 275 orang, Ponorogo 270 orang, Situbondo 250 orang, Lamongan 225 orang, Pasuruan 215 orang, Kota Surabaya dan Probolinggo masing-masing 210 orang, Banyuwangi 207 orang, Gresik 205 orang.
Selanjutnya Sidoarjo dengan 195 orang; Blitar 190 orang; Bojonegoro 188 orang; Pacitan 180 orang; Tuban, Jember, dan Ngawi masing-masing 175 orang; Malang dan Nganjuk masing-masing 165 orang; Besuki 125 orang; Jombang 95 orang; Tulung Agung 25 orang; serta Bondowoso 12 orang.
Pesan tersebut juga menuliskan, “Kementerian Kesehatan memperkirakan akan terjadi Ledakan yg sangat luar biasa.” Karenanya, meminta penerima pesan berantai mendoakan para pasien diberikan kesembuhan dan segala urusannya dipermudah.
“Kalau ada yang dapat pesan berantai seperti ini dari grup RT, grup arisan, grup ghibah, grup warkop, grup SD/SMP/SMA, atau grup keluarga maka tolong abaikan karena merupakan kabar bohong,” tulis Khofifah di akun instagramnya seperti dibaca Jurnaljatim.com, Sabtu (15/5/2021).
Khofifah pun meminta untuk memberitahukan kabar hoaks itu kepada teman maupu kerabat. Sebab, kabar itu meresahkan masyarakat.
“Jangan lupa beritahu juga teman/sahabat/kerabat/saudara bahwa itu adalah hoax yang sengaja disebarkan orang tidak bertanggungjawab untuk membuat panik masyarakat,” lanjutnya.
Gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut juga memastikan bahwa sampai kasus harian COVID-19 di Jawa Timur relatif stabil. Jadi, masyarakat tidak perlu panik.
“Alhamdulillah, sampai hari ini jumlah kasus harian di Jawa Timur relatif terkendali,” kata mantan Menteri Sosial tersebut.
Meski begitu, ketua umum Muslimat Nahdlatul Ulama tersebut tetap meminta masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus corona.
“Namun demikian, hal ini tidak lantas menjadi alasan untuk mengabaikan protokol kesehatan. Disiplin protokol kesehatan kunci utama memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Ingat, kita bukan gatot kaca ataupun spiderman. Salam sehat bahagia,” kata Khofifah.
Editor: Azriel