JOMBANG (Jurnaljatim.com) – Peluncuran single lagu berdusta ciptaan AKP Mochamad Mukid bersama grup musik binaannya D’Kobra band cukup menarik perhatian publik. Setelah diunggah di akun youtube milik @Mochamadmukid pada 16 Agustus 2020 lalu, lagu yang dilengkapi video klip para wartawan Jombang dan sejumlah instansi terkait viral di dunia maya.
Mukid menuturkan, video klip berdurasi 5 menit itu dibuat tahun 2019 lalu atau sebelum muncul pandemi COVID-19 dan baru di-launching jelang hari kemerdekaan ke 75 Republik Indonesia. Pembuatan video klip sengaja melibatkan wartawan dan instansi terkait sebagai bentuk sinergitas dalam pencegahan dan pemberantasan narkoba.
“Kalau untuk lokasi syuting ada dilakukan dibeberapa tempat, di antaranya di Mapolres Jombang,” tutur Kasatresnarkoba tersebut kepada Jurnaljatim.com, Rabu (19/8/2020).
Jual koran demi wujudkan impian
Mukid menceritakan, video klip itu mengisahkan kegigihan seorang pemuda dari keluarga tidak mampu namun memiliki impian menjadi seorang Polri. Untuk mewujudkan mimpinya, pemuda itu setiap hari berkeliling menjual koran dengan hasil pas-pasan dan keuntungannya ditabung untuk masa depan.
Di tengah perjalanan hidupnya, pemuda itu menjalin hubungan asmara dengan seorang wanita berambut panjang. Namun asmaranya kandas karena orang tua wanita itu tidak merestui setelah mengetahui kalau pemuda itu dari keluarga tidak mampu.
“Orang tua wanita itu memilih menjodohkan anaknya dengan lelaki yang kaya raya,” tutur Mukid bercerita.
Bertemu kiai hingga jadi polisi
Meski kecewa kisah cintanya tak direstui, pemuda itu tidak putus asa. Ia berusaha mengubah hidupnya dari penjual koran ke pekerjaan lain. Beberapa kali pemuda itu melamar kerja ke sejumlah perusahaan namun belum berhasil.
Hingga suatu saat, keberuntungan berpihak pada dia. Saat istirahat di sebuah masjid usai menunaikan salat, pemuda itu tiba-tiba dihampiri seorang kiai yang menjadi imam di masjid tersebut.
Pemuda berpawakan polos itu lalu bercerita tentang kehidupan dan cita-citanya. Tak lama kemudian, datang seorang Kapolsek bersama anggota bhabinkamtibmas ke Masjid dan memberitahu jika ada penerimaan polri gratis. Seketika itu, penjual koran tersebut mendaftar dengan mengisi formulir.
“Setelah melalui proses, pemuda itu akhinya diterima menjadi anggota Polri dan tidak menjadi penjual koran lagi,” ujarnya.
Lelaki mantan pacar penjual koran terlibat narkoba
Singkat cerita, lima tahun kemudian ternyata lelaki mantan pacarnya penjual koran terlibat dalam jaringan peredaran narkoba dan sudah masuk TO polisi. Tak lama kemudian lelaki itu overdosis hingga meninggal dunia saat pesta sabu bersama teman-temannya.
“Yang melakukan olah TKP itu ya penjual koran yang sudah jadi polisi dan pangkatnya perwira sebagai kepala SPKT,” imbuh Mukid.
Setelah selesai olah TKP, anggota Satresnarkoba kemudian bergerak cepat melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap seluruh jaringan pengedar narkoba. Para pelaku lalu ditahan untuk menjalani proses hukum.
Pesan dalam video klip tersebut, kata Mukid, hendaknya tidak meremehkan siapapun terutama pada orang tidak mampu. Karena, suatu saat orang yang diremehkan itu bisa jadi kehidupannya di atas orang yang meremehkan. Selain itu, orang yang hidup berlebihan bisa terjerumus dalam hal yang negatif.
“Pesan lainnya yang sangat penting yakni agar menjauhi dunia narkoba. Sebab, narkoba itu akan mengantar ke tiga tempat yakni rumah sakit, penjara dan kuburan (kematian),” tandasnya.
PWI apresiasi video klip
Terpisah, ketua PWI (Persatuan Wartawan Jombang) Sutono Abdillah mengaku sangat mengapresiasi video klip tersebut. Terlebih, karya polisi itu melibatkan seluruh insan pers dari berbagai media dan organisasi profesi wartawan.
“Karyanya sangat bagus dan menginspirasi serta banyak pesan yang terkandung di dalamnya. Sekali lagi kami sangat mengapresiasi karya itu,” ucap Sutono yang dalam video klip itu berperan sebagai orang tua dari pemuda penjual koran.
Editor: Hafid