MADIUN (Jurnaljatim.com) – Setiap orang dimanapun bisa terpapar virus corona atau COVID-19. Bila tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan yang ada, maka orang itu akan terinfeksi virus yang menular tersebut. Bila imun di tubuhnya lemah, bisa berakibat fatal pada kematian.
Salah satu penularan virus corona di antaranya melalui kontak fisik, baik sesama orang maupun melalui benda hidup dan mati. Menghindari penularan itu, Kantor PT KAI (persero) Daop 7 Madiun hentikan sementara waktu penggunaan absen elektrik digital atau finger print yang menggunakan sidik jari.
Manager humas KAI Daop 7, Ixfan Hendriwintoko mengungkapkan, sebelum terjadi pandemi corona, absensi dilakukan dengan finger print. Namun, untuk sekarang absensinya berbasis gadged, dan finger print dihentikan sementara. Menurutnya, itu sebagai salah satu langkah antisipasi penyebaran COVID-19 di lingkungan kantor perusahaan milik BUMN tersebut.
“Presensi sudah menggunakan aplikasi gadged atau HP (Handphone) tidak lagi finger print. Dan finger print sementara off,” ujar Ixfan dikonfirmasi Jurnaljatim.com, Minggu malam (26/7/2020).
Perketat protokol kesehatan
Ixfan menambahkan finger print sementara hanya dipakai backup tatkalah jaringan seluler terganggu. Jikapun ketika finger print digunakan, setelahnya harus cuci tangan atau pakai hand sanitizer.
“Saya sampaikan, kalau di Kantor Daop 7 Madiun sudah menjalankan protokol COVID-19 dalam masa tatanan baru atau new normal,” jelasnya.
Selain menghentikan sementara absensi sidik jari dan beralih lewat ponsel, lanjut Ixfan, semua pekerja saat akan masuk kantor diwajibkan mengenakan masker; pengecekan suhu tubuh menggunakan alat termometer (thermo gun) dan cuci tangan di pos penjagaan.
Selain itu, masing-masing unit pada pintu masuk kantornya harus memasang fasilitas handsanitizer dan memberlakuan sistim WFH (work from home) secara bergantian serta asesmen pekerja terkait COVID-19 sebelum melakukan pekerjaan.
“Kalau di stasiun yang berhubungan langsung dengan pelanggan, yakni petugas loket, sekuriti, polsus, dan OB harus pakai masker, sarung tangan dan memakai face sheild. Tujuannya, untuk menghindari penularan COVID-19,” pungkasnya.
Editor: Hafid