JOMBANG (Jurnaljatim.com) – Pesona batik Jombang di Jalan Basuki Rahmad, Gang 2, Dusun Jambu, Desa Jabon, Jombang kota, turut andil memproduksi masker kain batik seiring dengan meningkatnya kebutuhan masker di tengah wabah virus corona (COVID-19).
Nunuk Rahmawati, pemilik gerai pesona batik Jombang menuturkan, ia turut memproduksi masker di tengah pandemi COVID-19, tidak semata untuk bisnis mencari keuntungan. Namun, melihat orang-orang memakai masker terlebih dari kain batik hasil produksinya, sudah cukup membuatnya bangga.
Terlebih, pemerintah juga telah mewajibkan masyarakat untuk memakai masker saat berada di luar rumah. Dengan memakai masker batik, tentunya style bertambah bagus sekaligus batik juga punya nilai-nilai budaya jawa.
“Ini kita jual Rp5.000 perbiji. Kalau dihitung, ya antara kain belum ongkos jahit pembuatannya, sebetulnyanya itu pas, tidak ambil untung. Aku ada orang pakai batik maskerku aku sudah senang. Senangnya, dia mau maskeran,” imbuhnya sembari menyebut diawal pembuatannya sempat menjual dengan harga Rp3.500 per biji.
Dari pantauan Jurnaljatim.con terdapat beberapa lembaran kain batik dengan motif sederhana sebagai bahan dasarnya, lalu dipotong-potong menjadi bagian kecil. Dimodifikasi dan dijahit menjadi masker. Masker batik itu, mampu melindungi bagian mulut dan hidung dari butiran ludah (droplet) lawan bicara, selain debu yang beterbangan saat berkendara. Pemakaian masker batik juga fashionable.
Menurut Istri dari Kapolsek Kudu Jombang, AKP Anang Nurwahyudi tersebut, masker kain batik buatan dia berbeda dengan lainnya. Yakni, ada gambar ringin contong yang menjadi ciri khas kota Jombang. Sedangkan bahan yang di pakai dari kain katun halus dengan dua lapis, sehingga nyaman saat digunakan.
“Maskernya lapis dua dan bisa dicuci. Bahannya dari kain mestres sampores, sejenis primisima dengan kontruksi 70/95, atau katun halus,” jelas peremuan yang pernah mengajar di Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang tersebut.
Pengiriman hingga ke luar Jawa
Nunuk mengatakan, pembuatan masker batik itu mulai ia lakukan sekitar satu bulan lalu atau semenjak wabah virus corona merebak ke berbagai daerah. Awalnya, ia membuat tidak terlalu banyak. Setelah teman dan relasinya tahu, langsung memesan ke dia. Praktis, Nunuk pun sempat kewalahan menanganinya.
“Sampai saat ini yang pesan banyak, pekan lalu mengirim pesanan ke Balikpapan, Kalimantan sebanyak 2500 masker. Selain itu juga mengirim ke Kalimantan tengah (Kalteng). Saat ini per hari buatnya sekitar 100 biji,”ujar perempuan yang sudah lima tahun menekuti pekerjaan batik tersebut.
Terkait dengan pembuatan APD (Alat Pelindung Diri), Nunuk menegaskan jika batik tidak bisa dibuat APD, karena batik adalah kain dan bahannya pun berbeda dengan APD. Untuk itulah, ia tidak memproduksinya.
Anggota Bhayangkari Polres Jombang tersebut menambahkan, hingga saat ini pesanan masker batik masih terua mengalir. Ia mengaku, stok kainnya menipis dan kesulitan mendapat bahannya yang selama ini diambil dari Solo, Jawa tengah (Jateng).
“Untuk bahannya dari Solo, dan sekarang kesulitan karena adanya virus corona,” tutup Nunuk Rahmawati.
Editor: Azriel