JOMBANG (Jurnaljatim.com) – Guna memperlancar prosesi pemakaman, KH Salahuddin Wahid atau gus Sholah di Kompleks Makam keluarga, Ponpes Tebuireng, Jombang, Satlantas Polres Jombang telah menyiapkan rekayasa lalu lintas (lalin).
Kepolisian akan mengalihkan arus kendaraan yang akan menuju lokasi pemakaman di Pondok Pesantren Tebuireng, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Jombang. Rakayasa lalin tersebut untuk mengantisipasi kemacetan saat prosesi pemakaman Pengasuh Ponpes Tebuireng ini.
“Kami akan melakukan rekayasa lalu lintas agar arus lalu lintas tertata saat kedatangan jenazah dan proses pemakaman berlangsung,” jelas Kasatlantas Polres Jombang AKP A Risky Ferdian Caropeboka kepada IDN Times di Ponpes Tebuireng, Senin pagi (3/2).
Risky mengatakan, pengalihan arus lalu lintas yang akan dilakukan di antaranya dari arah selatan Jombang mulai simpang tiga Blimbing Gudo, kendaraan masuk akan disterilkan. Lalu kendaraan yang melewati simpang tiga Pabrik Gula (PG) Tjoekir akan dialihkan ke arah Kecamatan Mojowarno.
Sedangkan arus lalu lintas dari arah kota atau utara di Jalan KH Wahid Hasyim akan dialihkan dari simpang empat jalan Wahid Hasyim atau tepatnya di perlintasan Kereta Api.
“Sejumlah petugas satlantas juga akan ditempatkan di simpul-simpul kemacetan untuk mengurai kepadatan arus,” ujarnya.
Pengalihan arus lalu lintas itu di berlakukan mulai pukul 10.00 WIB hingga berakhirnya proses pemakaman adik Kandung KH Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 RI.
“Kalau orang yang takziah diperbolehkan. Yang dilarang melintas adalah kendaraan umum, seperti bus dan angkutan umum,” ujar mantan Kasat lantas Polresta Kediri.
Sebagaimana diketahui, Gus Sholah wafat Senin malam (2/2) pada pukul 20.59 WIB di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta. Gus Sholah sempat menjalani operasi jantung karena sakit. Kondisinya dikabarkan kritis hingga akhirnya meninggal dunia. Gus Sholah meninggalkan seorang istri, tiga anak, dan enam cucu.
Sesuai wasiatnya, Gus Sholah akan dimakamkan di utara makam ayahnya KH Wahid Hasyim, Kompleks Makam keluarga Pondok Pesantren Tebuireng.
Editor: Hafid