JOMBANG (Jurnaljatim.com) – Ratusan petani Desa Mlaras, Kecamatan Sumobito, Jombang, melakukan gropyoan perburuan tikus di sawah. Mereka kesal karena populasi hama tikus meningkat dan menggerogoti tanaman padi di sawahnya rusak dan mati, Sabtu (1/2/2020).
Gropyoan tikus tersebut, dilakukan para petani bersama dengan anggota TNI, Kepolisian dan pihak kecamatan setempat serta Dinas Pertanian Kabupaten Jombang.
Subchan (40) petani setempat, menuturkan, pihaknya sudah melakukan berbagai cara untuk membasmi hama tikus tersebut. Diantaranya memberi obat. Namun, upaya itu belum berhasil dan populasi tikus terus bertambah.
“Gropyoan secara manual seperti ini, cukup efektif untuk membasmi serangan tikus,” ujarnya di sela gropyoan tikus di sawah.
Pantauan Jurnaljatim.com, gropyokan berburu tikus dengan cara menyimpan belerang di setiap lubang tikus lalu di bakar dengan alat yang menggunakan bahan bakar gas dengan tabung elpiji 3 kilogram dan 3 ekor anjing pelacak untuk mengendus keberadaan tikus di dalam lubang.
Camat Sumobito, Mustaghfirin menjelaskan, gropyokan tikus itu sebaga upaya untuk mengendalikan hama tikus yang masih banyak berkeliaran di sawah. Hari ini bersama muspika dan kades gropyokan.
“Secara total hampir semua sawah petani di desa sini diserang tikus. Yang diserang kemarin mulai tanaman jagung sekarang tanaman padi. Tikus-tikus tersebut, merusak hingga menyebabkan tanaman mati,” kata Mustaghfirin.
Menurut Camat, gropyoan merupakan cara manual yang sangat efektif dan hasilnya lumayan banyak di bandingkan dengan pembasmian menggunakan obat-obatan.
“Kalau pakai obat, hasilnya ratusan tetapi kalau gropyoan kita bisa dapat ribuan tikus,” ujar dia.
Sebenarnya, kata Camat, hasil cukup banyak bila dilakukan pada malam hari. Selain dengan menggunakan obat untuk mengendalikan perkembangbiakan tikus, juga melibatkan anjing untuk mengendus keberadaan tikus.
“Obat ini untuk mengendalikan perkembangan tikus. Obat mematikan tikus di terowongan (lubang tikus). Pada malam hari tikus keluar kemudian dilakukan perburuan dengan anjing,” ujarnya.
Hingga saat ini, pihaknya masih terus berupaya mencari cara lain untuk membasmi tikus. Pihaknya juga terus memberikan penyuluhan kepada para petani melalui Gapoktan (Gabungan Kelompok tani) di wilayah setempat.
Editor: Hafid